Dibaca Normal
Rosnani (Kanan) |
Bima, Poros NTB.- Pihak keluarga Rosnani, TKW asal Desa
Tolotangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima, meminta maaf secara terbuka kepada
public, atas pengakuannya disiksa dan diperlakukan tak manusiawi oleh
majikannya di Singapura.
“Kami atas nama keluarga, meminta maaf kepada (bekas)
majikan Rosnani, Ibu OP. Karena akibat pengakuan Rosnani, yang mengatakan
mengalami penyiksaan fisik dari majikannya, telah mencoreng citra dan mana baik
Ibu OP lewat pemberitaan-pemberitaan yang mengutip pengakuannya (Rosnani) .”
Ujar Algayam, mewakili keluarga Ros.
“Untuk itu lewat kesempatan ini, kami (keluarga)
menyatakan, bahwa apa yang sempat diberitakan lewat beberapa media online dan
cetak itu, Tidak benar adanya. Dengan kata lain Ibu OP tidak pernah melakukan
penyiksaan seperti apa yang dituduhkan Rosnani sebelumnya.” Ungkapnya.
Pernyataan Algayam ini dilontarkannya kepada sejumlah
awak media, guna memulihkan nama baik OP yang sempat merasa tertekan akibat
berita-berita yang faktanya fitnah belaka.
Karena setelah ditelisik lebih dalam, berdasarkan
informasi dari OP yang disertai “rekam medis” dan faktur pembayaran gaji yang
disodorkan OP lewat pengacaranya, secara langsung mementahkan beberapa klaim
Rosnani.
“Yang jelas, Ros itu kita perlakukan baik-baik. Kita
bahkan memberikan kebebasan bagi Ros untuk keluar rumah.” Ungkap OP.
Pernah suatu waktu, tutur OP, saat keluar bersama Ros,
sempat ketemu polisi (singapura). Saat itu, polisi menanyakan wajahnya Ros yang
melepuh.
“Saat itu Ros ditanyakan polisi, apakah dia baik-baik
saja? Ros menjawab, saya baik-baik saja. Polisi bertanya lagi, apakah dia butuh
bantuan, Ros menjawab tidak. Terus polisi Tanya lagi, kenapa mukanya Ros
diperban. Dia menjawab kecelakaan dan setelah itu saya membantu menjelaskan
karena Bahasa inggrisnya kurang baik,” kenang OP
“Waktu dengan dokter yang diutarakan alergi detergen dan
sensitif air adalah karena tangannya bernanah dan seperti borok-borok hitam,”
ungkapnya lagi
OP juga mengatakan, alat masak di rumahnya semua merek
WMF yangg terbuat dari cromargan stainless steel yang menghantarkan panas lebih
cepat dan jauh lebih panas dari alat masak biasa
“Jadi kalau tidak sengaja nempel dengan kulit bisa melepuh,”
ujarnya.
Ia juga membantah, klaim Ros yang tidak
menerima gaji selama 18 bulan.
“Ini (faktur-faktur) tanda terima gajinya. Semuanya
ditandatangani Ros sendiri,“ katanya sembari menunjukkan faktur-faktur gaji
yang diterima Ros kepada para pihak.
Pihak keluarga juga mengakui, secara psikologis, Ros
memang tidak stabil. Faktor utama penyebabnya, bukan karena tekanan-tekanan
yang diterimanya dari majikan. Ada penyebab internal Ros sendiri yang keluarga
enggan membeberkannya.
Namun sekarang, kondisi fisik dan psikisnya sudah
berangsur membaik, setelah melalui perawatan rutin yang diterimanya sejak di
RSUD Sondosia hingga diinap-rawat di RSUD Kota Bima.
“Alhamdulillah Ros sekarang sudah diijinkan (dokter)
pulang ke rumah, meski sesekali diharuskan check-up,” kata Algayam.
Untuk itu, Pihak keluarga Ros, mengucapkan terima kasih
kepada OP yang telah bersusah payah datang dari Singapura ke Jakarta untuk
mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya.
“Ini bukti kalau ibu OP orangnya baik, bertanggung jawab
dan kooperatif,” tukas Algayam, yang juga merupakan anggota Brimob Detasemen
Pelopor A Bima ini.
Saat ini, kata dia, pihak keluarga tengah melakukan usaha
pencabutan kembali laporan kasus yang sempat masuk di Polres Bima Kabupaten,
dan telah melaporkan hasil klarifikasi beserta surat perjanjian damai para
pihak ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima. (Red)
COMMENTS