Dibaca Normal
Derasnya banjir bandang yang menghantam Desa Tolotangga Kecamatan Monta, Minggu Sore (25/3/19) |
Bima, Poros NTB.- Hujan lebat yang mengguyur
wilayah Kecamatan Monta dan Parado, serta wilayah sekitarnya membuat sejumlah
desa di wilayah Monta bagian selatan diterjang banjir bandang.
Pantauan pewarta Poros, terparah, melanda
Desa Tolotangga.
Akibat curah hujan tinggi pada Minggu
(25/03/19) tersebut, banjir bandang menerjang deras pada sore harinya hingga
meluap di pemukiman warga, menggenang hingga setinggi dada orang dewasa.
Pengakuan sejumlah warga di sana, banjir bandang
kali ini merupakan yang terbesar yang pernah menerjang.
“Seumur hidup saya di Tolotangga, baru kali
ini ada cerita banjir hingga mencapai dada saya, pak,” tutur Hasbi, salah satu
tokoh pemuda setempat kepada Poros.
Menurut hematnya, sebelum ini sepanjang
sejarah berdirinya Desa Tolotangga yang disebut sebagai desa tertua di wilayah
itu, karena desa ini sudah melahirkan dua desa yaitu desa tolo uwi dan desa nontotera
di melalui pemekaran.
“Sebelum ini, banjir terparah seingat saya,
paling-paling sampai paha (orang dewasa). Tapi (kali) ini setinggi dada,” kata
Hasbi.
Dilaporkan warga, banjir bandang ini meluap,
lantaran dua sungai yang yang mengapit Desa Tolo Tangga dan Tolo Uwi di
kecamatan monta tidak mampu lagi menahan debit air, hingga meluap deras menaiki
bahu jalan dan merendam beberapa rumah warga.
Sementara itu, data yang dihimpun Poros,
sejumlah rumah di bantaran sungai nyaris hanyut dibawa banjir. Beberapa hewan
ternak juga sempat terseret air bah.
Untungnya, warga dengan sigap dan saling
membantu dengan alat seadanya untuk menyelamatkan hewan ternak warga.
Beberapa warga yang tinggal di bantaran
sungai, hingga panic dan mengangkut barang berharga mereka untuk diungsikan ke
tempat yang lebih aman.
“Beberapa warga terpaksa mengungsi ke sanak
famili yang tinggal agak jauh dari sungai,” ujar Hasbi.
Pembalakan liar yang massif hingga menggundulkan
sebagaian besar areal hutan di Parado hingga melintasi wilayah lainnya,
dianggap sebagai “biang kerok” Banjir bandang yang terparah dalam sejarah Desa
Tolotangga ini.
“Banjir ini diduga kuat karena pembalakan
liar yang dilakukan di Parado yang membabat sudah melewati batas wilayah
pegunungan antara Desa Tolotangga dan Kecamatan Parado,” kata Hasbi menengarai.
Bahkan kata dia, DAM Tolotangga terancam
tenggelam, dan merusak salah satu mata air Desa Tolotangga, yakni, mata air
MADA OI KAMBU’U, yang menjadi andalan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih
mereka.
Belum ada data resmi dari dinas terkait
Pemerintah Daerah, terkait kerusakan yang disebabkan banjir bandang yang
menerjang Hari Minggu kemarin itu.
Namun merujuk hasil pantauan Poros, selain
membuat rumah warga terendam, ada sekitar 15 hektar lahan pertanian yang
terancam gagal panen.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat
banjir bandang yang deras menerjang beberapa desa di wilayah Monta bagian
selatan. (Teddy)
COMMENTS