Dibaca Normal
Bima, porosntb.com-Antusias masyarakat yang ada di Kecamatan Bolo, Madapangga, Donggo serta Soromandi hingga di seluruh pelosok daerah Kabupaten Bima dalam membidik usaha sebagai peternak ayam broiler terus meningkat. Namun, seiring peningkatan itu justru luput perhatian pemerintah.
Pemda dinilai tutup mata dalam memantau hadirnya perusahaan MMS atau Baling-Baling yang saat ini memiliki anak cabang. Karena kehadiran perusaahan itu akan memicu tidak stabilnya harga di pasaran.
Jika melihat antusias masyarakat terhadap usaha beternak ayam baik itu ayam broiler atau ayam bertelur dan ayam lainnya saat ini sedang menggema.
Peternak ayam broiler M Yamin mengatakan, setiap perusahaan yang hadir di daerah harus melalui Pemerintah. Sehingga peran pemerintah dalam hal membantu menstabilkan penetapan harga standar bagi peternak akan bisa dipantau langsung.
"Namun disisi lain selama ini monopoli dua perusahaan tersebut dapat menghancurkan peternak Mandiri. Sedangkan perhatian Pemda melalui bantuan modal usaha bagi peternak Mandiri tidak pernah ada baik itu pemerintah daerah maupun pemerintah desa," tutur warga Desa Mpuri Kecamatan Madapangga, Minggu (27/05/19).
Kata dia, peternak di wilayah Desa Mpuri saat ini memiliki kapasitas ribuan populasi ayam broiler yang berlokasi di sepanjang jalan transmigrasi. "Bayangkan saja populasi di Desa Mpuri berjumlah 50 ribuan. Akan tetapi kondisinya saat ini membutuhkan uluran perhatian pemerintah daerah dan pemdes," katanya.
Menurut dia, pada saat awal hadirnya perusahaan yang menaungi peternak ayam broiler (Potong) sejak 10 tahun lalu, peternak tidak pernah mendapat perhatian pemerintah daerah.
Kepemimpinan IDP-Dahlan dinilai menambah deretan tidak diperhatikannya peternak, bahkan kepedulian pemerintah daerah sangat nihil. "Malah Pemerintah disibukan dengan penerimaan perusahaan jagung saja, bukan peternak ayam broiler yang lebih dulu ada," ujarnya.
Masih kata dia, sebagai kepala daerah Bupati Bima harus mampu melirik usaha mikro yang diminati masyarakat yang ada di Kabupaten Bima. Apalagi hal ini bisa menjadi aset daerah, seperti halnya hadirnya perusahaan yang menaungi peternak di daerah Kabupaten Bima agar disortir dan betul-betul kehadiran perusahaan mampu meninggatkan kesejahteraan Peternak bukan sebagai pelumbung keuntungan perusahaan.
"Seperti saat ini peternak ayam di sekitar lokasi Desa Mpuri terlihat banyak yang kosong populasinya, karena sebagian ada peternak yang diamputasi oleh pihak perusahaan dan sebagian lagi dengan tidak stabilnya harga bagi peternak mandiri mutlak terancam akan mengalami kerugian," kata Yamin.
Kalau hal ini terus dibiarkan tanpa adanya perhatian pemerintah daerah juga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan daging yakni kebutuhan daging ayam broiler di daerah.
Rinayah warga Desa Tonda Kecamatan Madapangga, selaku peternak ayam broiler yang selama ini tanpa bermitra dengan perusahaan manapun ( bermandiri ) mengungkapkan, perhatian pemerintah sangat penting dalam hal menentukan harga pasar baik itu di pasar lokal atau ditataran harga peternak yang ada di tiap-tiap kandang.
"Mengapa pemerintah harus ikut serta supaya kestabilan harga bisa bersama-sama yang tidak hanya dimonopoli oleh pihak perusahaan, apalagi di Kabupaten Bima dan kota Bima, serta Kabupaten Dompu semakin diminati dari tahun ke tahun," kata Rinayah.
Dirinya jelaskan jenis usaha peternak ayam yang ada di tiga daerah tersebut, pertama dengan sistem bapak angkat dan anak angkat dalam hal ini modal separuh dari peternak. Kedua, peternak dinaungi oleh perusahaan yang harganya ditentukan oleh pihak perusahaan mulai dari doc hingga penjualannya, serta mandiri mutlak dengan modal sendiri.
Dirinya berharap hal ini dapat dilirik oleh pemerintah daerah agar kiranya pendapatan masyarakat yang berusaha di bidang peternakan ayam broiler mampu bertambah apalagi saat ini dari tahun ke tahun biaya produksi semakin naik(Mahal).
"Jadi besar pasak dari pada tiang. Apalagi biaya bangun kandang sangat mahal, makanya Pemerintah daerah harus mampu melirik hal ini," harapnya.(Poros08)
COMMENTS