Dibaca Normal
Suasana kericuhan saat upacara Hardiknas di KanKan Bupati Bima |
Bima, porosntb.com-Sungguh memalukan. Kata ini pantas merepresentasi insiden yang terjadi saat upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Bima yang berlangsung di halaman Kantor Bupati, Kamis (2/5/19) pagi. Pada upacara hari guru itu, guru mendapat hinaan dan umpatan yang dinilai melecehkan marwah para guru dan dunia pendidikan pada umumnya.
Akibat penghinaan yang diduga dilakukan oknum anggota Sat Pol PP tersebut membuat suasana hikmad upacara menjadi gaduh.
Informasi yang diperoleh, oknum Sat Pol PP yang melakukan pengawalan upacara diduga menghina oknum guru dengan melontarkan kata-kata yang tidak senonoh. Hal ini dilakukan lantaran para guru terlambat mengikuti upacara.
Hal itu sontak membuat para guru yang berjubel mengikuti upacara keberatan dan marah-marah.
Salah satu peserta upacara Abdurahman mengatakan, kericuhan tersebut bermula saat seorang oknum Sat Pol PP yang mengawal acara berkata kotor terhadap oknum guru yang terlambat hadir.
"Oknum Pol PP itu sampai mengumpat dan menyebut binatang," ujarnya.
Meskipun guru tersebut sudah memberikan alasan keterlambatan, namun oknum Pol PP tetap memarahi guru yang terlambat.
"Kasihan seorang guru, dimarahi begitu. Apalagi keterlambatan itu karena faktor jarak," katanya.
Sia menyesalkan sikap arogansi oknum Pol PP tersebut. Apalagi dugaan penghinaan terhadap guru tersebut dilakukan pada upacara Hardiknas.
"Guru dihina pada upacara peringatan Hardiknas. Ini sangat mencoreng marwah guru," katanya.
Sementara itu, Plt Dikbudpora Kabupaten Bima HM Taufik HAK mengatakan, masalah tersebut sudah selesai. Pihaknya telah berbicara dengan para guru dan Kadis Pol PP Kabupaten Bima agar masalah tersebut diselesaikan dengan baik.
"Sudah dimediasi. Sudah selesai tadi," ujarnya.
Kata dia, masalah tersebut bukan masalah besar. Hanya miskomunikasi antara oknum guru dan oknum Sat Pol PP.
"Insya Allah semua baik-baik saja," katanya.
Dansat Pol PP Kabupaten Bima, H Sumarsono SH menyampaikan, persoalan itu sudah terselesaikan. Dan mengaku peristiwa itu hanya miskomunikasi saja.
"Peristiwa itu hanya miskomunikasi saja. Bahkan saya sudah meminta maaf atas sikap oknum bawahan saya tersebut," ujarnya.
Diakui, sikap yang dilakukan oleh anak buahnya tersebut sudah sesuai Peraturan Tetap (Protap). Bahwa peserta upacara yang terlambat hadir akan berdiri terpisah. Namun oknum guru tetap saja seruduk ingin masuk.
"Karena dengan sikap guru tersebut, anggota saya keluarkan bahasa kasar. Itupun bukan ditujukkan untuk oknum guru. Tapi ditujukkan untuk diri oknum Pol PP sendiri karena tak dihargai," pungkasnya. (Poros07)
COMMENTS