Dibaca Normal
Beginilah kondisi bangunan Ponpes Al Imran |
Bima, porosntb.com-Visi Bima Ramah yang digaungkan Bupati Hj Indah Damayanti Putri dan Drs H Dahlan M Noer hanya isapan jempol belaka. Pasalnya, visi Ramah yang terang terangan di depannya adalah Religius justru tidak mampu diaplikasikan secara serius. Ini terbukti dari beberapa pondok pesantren yang luput dari perhatian pemerintah. Bahkan tak pernah dihiraukan keberadaannya.
Contohnya Yayasan pondok pesantren Al-Iman Desa Simpasai Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Kondisi sekolah pencetus generasi Qurani ini cukup memprihatinkan. Bangunan Ponpes yang semi permanen tersebut tak pernah mendapat perhatian pemerintah, baik desa hingga pusat.
Padahal, kegiatan pondok pesantren ini diketahui sangat aktif dan kreatif, berbau religius sesuai visi Bima-RAMAH, dengan konsep Bima, religius, Aman, Makmur, Amanah dan Handal (RAMAH)
Hj Rohana, SPdI yang biasa disapa Umi Rohana sebagai pimpinan yayasan pondok pesantren Al-Iman mengakui, belum pernah menerima bantuan dan sumbangan dari pihak manapun, khususnya Pemerintah. Baik untuk mendirikan pondok pesantren maupun lainnya.
"Hanya dengan semangat dan memberanikan diri saya membangun pesantren ini. Harapannya agar anak-anak Bima menjadi generasi yang Qurani dan berakhlak mulia," ujarnya.
Diakui, semangatnya mengalir karena melihat antusias anak didiknya yang begitu ingin paham pendidikan agama. Hal ini yang membuat dia bertahan untuk terus melanjutkan cita-citanya.
"Bangunan ini semua dari pribadi saya demi anak bangsa yang religius dan berkarakter," tuturnya.
Lanjut Umi Rohana, kegiatan rutin yayasan pondok pesantren dengan jumlah peserta sebanyak 110 orang peserta, di setiap sore hari antara lain belajar bahasa Arab, Al Qur'an Hadits, fiqhi, akidah akhlak dan sejarah kebudayaan Islam (SKI). Sementara kegiatan mingguan hafalan ayat-ayat pendek, doa'-doa' pendek, dan hafiz-hafiz Al-Qur'an di setiap musholla.
Rencananya, setelah puasa ini ada penerimaan santri dan santriwati baru sambil menunggu izin operasional. Saat ini dirinya sedang merancang baju seragam, menggunakan anggaran pribadi lagi karena belum ada bantuan.
"Untuk izin operasional yayasan pondok pesantren, sudah saya konsultasi dengan pihak Depag juga. Hanya saja izin operasional belum keluar, karena masih ada tahapan yang harus dilalui seperti SK bupati," terangnya.
"Kalau kelengkapan lain seperti SK Desa, Kesbangpol, Dinas sosial, NPWP, Akta Notaris, dan keputusan menteri hukum dan HAM, tentang pengesahan pendirian yayasan pondok pesantren sudah kami kantongi," pungkasnya. (poros09)
COMMENTS