Dibaca Normal
Latar belakang ekonomi bukanlah menjadi penghalang seseorang untuk meraih mimpi. Pria kelahiran Desa Leu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini contohnya. Meski terlahir dari rahim seorang petani, tak membuat Syarif minder. Hal ini mampu ia buktikan dengan gelar doktor yang baru saja direngkuhnya. Berikut profil singkatnya.
Penulis Edo Rusadin___
Bima, Porosntb.com-Awalnya pria bernama lengkap Dr. Syarifuddin, SPd, MPd ini menyelesaikan pendidikan strata satu jurusan Pendidikan Matematika di IKIP Mataram tahun 2007 silam. Saat menjadi mahasiswa di kampus tersebut, Syarif begitu tekun dalam menggapai mimpi-mimpinya. Saat itu, biaya kuliah anak sulung dari tiga bersaudara ini masih menggunakan jalur mandiri.
Setelah selesai meraih gelar sarjana, Syarif diangkat sebagai dosen tetap yayasan di jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Mataram (sekarang UNDIKMA: Universitas Pendidikan Mandalika).
Dua tahun berselang, Syarif kemudian mencoba peruntungan dengan mencari beasiswa untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2. Hingga akhirnya, putra dari pasangan H. Anwar bin Ahmad dan Adnah binti H. Yusrah tersebut menemukan jalan yang manis. Ia meraih beasiswa BPPs dan melanjutkan studinya ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Syarif masih fokus pada Pendidikan Matematika hingga lulus pada 2011 lalu.
Kemudian pada tahun 2014, ia pindah homebase ke kampus yang ada di Bima dan sampai sekarang mengabdikan diri sebagai dosen tetap di STKIP Bima.
Saat ini ditugaskan juga oleh STKIP Bima sebagai Asesor di Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M).
Untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan wawasan pendidikan, pada tahun 2016 suami dari Atmarita, S.Pd ini kembali melanjutkan studi lanjutan dengan program doktoral di Universitas Negeri Malang. Kali ini Syarif mendapatkan beasiswa BUDI DN pada tahun 2016 lalu. Kini, ia sudah menyelesaikan program doktoralnya dengan mengangkat judul "Proses Penalaran Kuantitatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Kovariasi Ditinjau dari APOS".
Ayah dua anak ini mengatakan, untuk dapat meraih mimpi seseorang harus memiliki kemauan dan kerja keras. Tanpa itu, mimpi tidak akan mampu diraih.
"Kalau tekad sudah kuat, tidak ada alasan yang menjadi penghambat. Termasuk faktor ekonomi, latar belakang dan sebagainya," tandasnya. (*)
COMMENTS