Kepala SMAN 1 Woha, Hairul Juhdy, M.Pd |
Ulangan yang dimaksud dalam narasi berita salah satu media online yang dilansir Tanggal 29 November lalu itu adalah Penilaian Akhir Sekolah (PAS) Semester Ganjil 2021-2022 berbasis online menggunakan Handphone.
“Saat ulangan PAS Tidak benar sekolah yang memulangkan siswa,” kata Hairul meluruskan.
Yang ada, lanjutnya, beberapa siswa diminta untuk mengambil nomor token dan password yang ada di ruangan guru. Namun sebagian siswa rupanya ada yang tidak mengambil dan akhirnya tidak ikut ulangan.
“Hasil konfirmasi guru BK kepada siswa yang melapor ke orang tuanya yang pengurus komite, bahwa saat di ruangan ujian siswa yang belum membayar BPP pada hari Senin, tidak disuruh pulang. Namun diminta untuk mengambil nomor token dan pasword di petugas yang ada di ruangan guru.” Papar Hairul.
Salah satu siswa yang tidak ambil nomor token serta pasword tersebut merupakan anak pengurus komite. Dimana ia tidak ikut ulangan pada hari pertama dan tetap duduk di luar ruangan serta pulang.
Miskomunikasi tersebut semakin membias, ketika siswa terkait melapor ke orang tuanya, bahwa ia tidak ikut ulangan (karena tunggakan uang komite).
“Sang ayah yang mendapat laporan tersebut marah dan memposting info tersebut di media sosial tanpa komunikasi awal dengan pihak sekolah,” ungkap Hairul yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Kepala SMAN 1 Belo itu.
Untuk diketahui bagi siswa yang merupakan anak pengurus komite di SMAN 1 Woha dan siswa KIP/PKH serta tidak mampu/yatim/piatu serta juara kompetisi mulai Tingkat Kecamatan hingga Internasional dibebaskan dari biaya sekolah.
Karena itu Hairul menyayangkan siswa terkait tidak mengingatkan ke pihak sekolah bahwa dia adalah anak pengurus komite yang bebas biaya sekolah.
Menyinggung masalah keikutsertaan siswa SMAN 1 Woha dalam PAS, Hairul menuturkan, pada hari pertama PAS terkendala jaringan sehingga beberapa ruangan tidak bisa mengikuti ulangan dan diundur ke hari berikutnya. Sehingga para siswa pulang ke rumah.
Menanggulangi kendala tersebut, lanjutnya, siswa yang tidak ikut ulangan pada hari pertama diminta untuk mengikuti ulangan di Laboratorium Komputer Sekolah. Dan semuanya ikut ulangan hingga selesai.
Sementara untuk menyelesaikan miskomunikasi yang sempat terjadi, pihak sekolah mengundang orang tua siswa yang juga merupakan pengurus komite itu untuk duduk bersama di ruangan kepala sekolah bersama pengurus komite lainnya. Tepatnya Hari Selasa, Tanggal 30 Desember 2021.
“Alhamdulillah, masalah miskomunikasi tersebut akhirnya terurai, dan saling memberi maaf bersama pihak sekolah. Serta sama-sama berjanji, untuk kedepannya akan saling memperbaiki dan menguatkan kemitraan.” Ungkap Hairul.
Selaku Kepala Sekolah, Hairul menyatakan, bahwa kejadian tersebut akan dijdikan bahan evaluasi bagi sekolah gar menjadi lebih baik kedepannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMAN 1 Woha yang merupakan sekolah di jantung ibukota Kabupaten Bima itu.
Ia berharap, agar orang tua siswa dan masyarakat agar mengkonfirmasi ke pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru terkait informasi yang disampaikan siswa.
Tekadnya, SMAN 1 Woha akan terus memberi apresiasi pada siswa baik yang prestasi maupun yang kurang mampu berupa pembebasan biaya sekolah, uang pembinaan dan peningkatan kemampuan siswa. Serta akan terus menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat
“Kedepannya sekolah akan terus menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat sebagaimana yang dilakukan sejak awal diamanahi sebagai kasek di SMAN 1 Woha dengan turun silaturahim ke masyarakat khususnya di woha dan sekitarnya lewat program kunjung rumah dan kunjung desa,” pungkas Hairul.
Penulis : Aden
COMMENTS