Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri SE,saat membuka kegiatan pembinaan Khatib dan Da,i di Aula Kantor Bupat Bima. |
Bima,porosntb.com-Bupati Bima,Hj. Indah Damayanti Putri SE, membuka kegiatan pembinaan da'i dan khotib se-kabupaten Bima di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima,Kamis (21/07/22).
Nampak Hadir dalam kegiatan tersebut selain Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri, SE, Kepala Kemenag Kabupaten Bima,H.A.Munir,MUI Kabupaten Bima dan ratusan peserta.
Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri dalam sambutannya mengatakan para da'i dan khotib di Kabupaten Bima memiliki peranan penting dalam menyebarkan syiar Islam dan kondusifitas daerah di Mbojo.
Hj Indah Damayanti juga memberikan Ijin sepenuh nya Masjid Agung dipergunakan untuk kegiatan dakwah.
"Masyarakat Bima adalah masyarakat yang taat dan menjunjung tinggi agama kemudian memang selalu berani bersuara akan kebenaran itulah yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat Bima," ucap Bupati Bima.
Senada dengan itu, ketua Panitia penyelenggara Kemenag Kabupaten Bima mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk penguatan Islam Wasathiyah Indonesia yang damai. sehingga dapat menumbuhkan Islam yang damai dan cinta Tanah Air.
Begitu juga gerakan Ormas Islam, kita rasakan untuk mewujudkan Bima Ramah sesuai Program Pemerintah daerah dengan memberikan kesejukan bagi umatnya dan mampu menjaga kedamaian.
Ia juga mengajak bersama-sama mencegah faham radikal dan intoleransi yang dapat memecah belah persatuan diantara sesama pasalnya intoleransi dan radikalisme merupakan sesuatu yang negatif dan tidak pantas untuk diterapkan di negara kita.
" Seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk meminimalisir berkembangnya paham radikal dan intoleran terutama para da'i dan Khatib," paparnya.
Dalam kegiatan tersebut DR. Muhammad Saleh, MA Wakil Ketua PWNU NTB dan Dekan Fakultas Dakwah dan IIlmu Komunikasi UIN Mataram,menyampaikan bahwa Islam Wasathiyah sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia, ditengah keragaman yang ada di Indonesia.
"Indonesia memang banyak perbedaan meskipun sesama islam, untuk itulah konsep Islam wasathiyah hadir untuk membuat perdamaian di tengah perbedaan" paparnya
Dijelaskannya,manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, untuk itu pentingnya menjaga Harmoni sehingga tidak ada perpecahan.tujuan wasathiyah adalah untuk menjaga dan memelihara esensi keislaman yang sesungguhnya.
Lanjutnya,bahwa melalui kegiatan pembinaan khatib ini diharapkan khatib memiliki persepsi yang sama dalam berdakwah sehingga mampu menciptakan perdamaian umat di Bima dan dalam berkhutbah jangan memilih umat berdasarkan latar belakangnya, sehingga tidak terkesan memilih milih umat.
Ia pun mengajak para khatib untuk memahami makna wasathiyah secara mendalam sehingga bisa menyampaikan nilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Ketua DPW Muhamadiyah NTB DR. Tgh Falahuddin, M.AG,menuturkan, hasil riset daerah Bima merupakan Daerah yang rawan akan paham radikal dan terorisme.
Untuk itu kegiatan pembinaan khatib ini bertujuan guna menguatkan Islam wasathiyah bagi para khatib sehingga tidak memiliki pemikiran Extrim kanan ataupun Extrem Kiri.
"di masjid khatib merupakan agen yang bisa membawa perdamaian"tuturnya.
Menurut dia jika khatib memiliki pengetahuan Islam Wasathiyah maka kedepannya kelompok atau jama'ah yang di cap radikal akan berkurang.Khatib juga harus memiliki Perspektif yang luas sehingga tidak mudah terprovokasi hingga akhirnya membuat khutbah yang bisa menyinggung umat imbuhnya.
Senada dengan itu juga,Ketua Mui Kabupaten Bima TGH. Abdurrahim Haris mengisahkan saat perjalananya Ke Mekah, menemukan buku tentang Islam Wasathiyah yang di buat oleh Ulama, Hal tersebut membuktikan bahwa Konsep Islam Wasathiyah ini sudah mendunia.
"Islam Wasathiyah bahkan ada dalam Al-quran untuk jadi pedoman umat Islam"tegasnya.
Jika pemahaman wasathiyah ini di terapkan para khatib dalam berkhutbah, maka khatib akan membantu memecahkan masalah umat bukanya menimbulkan masalah. menyampaikan tantangan umat di Indonesia adalah harus bisa memecahkan masalah ditengah keragaman.
Dikatakannya, bahwa tantangan umat Islam di Indonesia adalah harus bisa memecahkan masalah di tengah keanekaragaman di masyarakat.karena Rasulullah mengajarkan umat Islam agar jangan berlebih- lebihan dalam beragama, karena itu bisa menghancurkan suatu umat.
Diakhir penyampaian nya dia mengajak para khatib kedepannya agar memberikan pencerahan kepada umat, harus bisa hadir di tengah umat untuk menjaga kedamaian di lingkungan masyarakat.
Penulis: Teddy Kuswara
COMMENTS