Baiq Fitri Aryanti Rahayu (FOTO :doc/pribadi)
Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk Aides
Agepthy yang berasal dari jentik jentik yang terdapat di genangan air yang
dimana genangan air ini bisanya terdapat di selokan maupun ketika seseorang
yang membuang sampah bekas minuman yang masih terdapat airnya. Kasus demam
berdarah tertinggi di NTB adalah di Kota Mataram pada tahun 2024: Pada Februari
2024, ada 111 kasus DBD di Kota Mataram, Pada pertengahan April 2024, kasus DBD
di Kota Mataram mencapai puncaknya dengan total 280 kasus , Pada Mei 2024,
kasus DBD di Kota Mataram turun menjadi 50 kasus. Sikap masyarakat yang sering
membuang sampah sembarangan akan membuat nyamuk berkembang biak yang di mana ketika seseorang yang terkena gigitan
nyamuk tersebut akan menyebabkan DBD.
Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan
sikap masyarakat terkait demam berdarah
dengue (DBD). Hal penting dilakukan adalah memberikan penyuluhan
dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama
pada saat menjelang hujan sekitar bulan Januari Feburari, sehingga antisipasi
terhadap kasus DBD dapat dicegah. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan
perilaku masyarakat melalui metode pencegahan
yang paling efektif adalah “3M Plus” (menutup, menguras, menimbun), serta tindakan
tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan
kelambu saat tidur, menyemprot insektisida, dan kebersihan menjaga lingkungan.
Saat ini, kondisi lingkungan organisasi masyarakat sangat rentan terhadap DBD
akibat kurangnya kepedulian terhadap kebersihan dan kurangnya pengetahuan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Demam
Berdarah Dengue (DBD) sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, terutama melalui
dampaknya pada perkembangan vektor nyamuk Aedes. Faktor-faktor yang memengaruhi
fenomena ini meliputi cuaca yang mempengaruhi metabolisme dan populasi nyamuk,
curah hujan tinggi yang mendukung habitat perkembangbiakan, serta suhu yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan frekuensi menggigit nyamuk. Untuk mencegah
DBD, masyarakat dihimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta
melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Warga juga harus waspada terhadap
potensi perkembangbiakan nyamuk. Kecepatan angin memiliki keterkaitan yang
lemah dengan kasus DBD, menunjukkan bahwa faktor lingkungan lainnya lebih
berperan di Kota Mataram.
Penyebaran
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mataram dipengaruhi oleh penumpukan udara
akibat sampah yang di buang sembarangan, yang menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk. Terdapat penjelasan mengenai jumlah kasus DBD di Kota Mataram mulai
Februari hingga Mei, serta dampak buruk perilaku masyarakat yang tidak menjaga
kebersihan lingkungan. Perlunya penyuluhan dan sosialisasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai dampak demam berdarah dengue (DBD).
Penanganan DBD dapat dilakukan melalui metode “3M Plus” yang meliputi menutup,
menguras, dan menimbun, serta berbagai upaya tambahan lainnya untuk mencegah
perkembangbiakan nyamuk.
*Penulis adalah Baiq Fitri Aryanti Rahayu, Mahasiswa Universitas Mataram, Jurusan Sosiologi
COMMENTS