Dibaca Normal
Bima, PorosNTB.com- Kasus pemulangan
jenazah bayi menggunakan ojek menyita perhatian. Kasus yang menyeret sejumlah
nama di RSUD Bima itu bahkan sudah viral dan menuai kecaman warga
facebook.
Terlebih, persoalan tersebut kini
mulai digiring ke arah "kejahatan kemanusiaan" yang diduga telah
dipraktekkan pihak RSUD Bima. Meski secara langsung Dirut RSUD Bima sudah
menyampaikan permohonan maaf hingga menemui keluarga korban, namun tidak lantas
kasus tersebut ikut berakhir.
Kini, persoalan jenazah naik ojek
itu mengerucut kepada keterlibatan para oknum bidan yang bertugas malam
itu.
Sesuai pengakuan keluarga pasien
yang terlibat tawar menawar mobil ambulan dan jenzah, Nurwahidah S.Pd
mengungkapkan jika bidan berinisial NH meminta sejumlah uang kepada korban jika
ingin jenazah dibawa pulang dan menggunakan ambulance.
Selain NH, oknum bidan lain juga
ikut disebutkan. Seperti FPL, NL dan juga LPH. Diduga, saat tawar menawar itu,
kepala ruang Nicu HS juga sempat dihubungi oleh NH. Namun yang bersangkutan
tidak mau memberikan kebijakan maupun tindakan lain. Sehingga membuat ibu bayi
yang disabilitas itu menyanggupi untuk membawa pulang jenazah anaknya dengan
menggendong lalu menggunakan sepeda motor.
Meski demikian, oknum bidan yang
paling getol meminta uang sebesar Rp 2 juta dan meminta sewa ambulance itu
adalah oknum berinisial NH.
"Karena dia yang menahannya,
dan menyuruh kami datang lagi untuk melunasi biaya administrasi," cerita
Nurwahidah yang merupakan istri Kades Waro Kecamatan Monta ini.
Inisial para oknum bidan itu juga
dibenarkan Wakil Bupati Bima Drs H. Dahlan M Noer. Bahkan, Wabup menyebutnya ada
enam orang yang sudah diinvestigasi dan telah diperiksa oleh Inspektorat
terkait hal itu.
"Kita menunggu hasil kerja
Inspektorat agar mengeluarkan keputusan kepada para bidan ini. Dan untuk sanksi
tetap merujuk pada PP 53 dan UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang
menyebutkan pelayan prima terhadap pasien miskin," tutup Wabup usai
melayat ke rumah duka.(poros-07)
COMMENTS