Dibaca Normal
Aksi demo depan SMKN 1 Soromandi mendesak Kasek dicopot |
Bima, porosntb.com- Puluhan warga Desa Lewintana mendesak Kepala SMKN 1 Soromandi dicopot dari jabatannya. Desakan itu disampaikan saat warga menghelar aksi unjuk rasa di depan sekolah setempat, Senin (27/5/19).
"Kepala sekolah ini harus dicopot. Karena tidak bisa memajukan sekolah. Bahkan dalam mengelola sekolah, diduga dilakukan secara pribadi tanpa melibatkan unsur lain," tuding Korlap, M Said.
Kata dia, beberapa hal pokok yang perlu segera dibenahi di SMKN 1 Soromandi yakni, pegawai masuk kerja tidak teratur. Disebabkan honornya tidak dibayar, kalaupun dibayar hanya 250.000, per tiga bulan.
Selain itu, Kasek tidak pernah melakukan pergantian Komite sekolah sejak tahun 2007 hingga sekarang. Selain itu, pengelolaan Dana Bos juga tidak transparan. Baik perencanaan, pelaksanaan maupun pertanggungjawabannya.
Disamping itu, pendemo juga menilai perkembangan sekolah tidak mengalami peningkatan yang signifikan sejak sekolah itu berdiri. Justru tertinggal jauh dengan sekolah lain yang umurnya lebih muda dari SMKN 1 Soromandi. Hal itu terbukti dari kondisi sekolah tidak pernah dicet baik di dalam maupun di luar ruangan.
Kondisi tersebut diyakini membuat jumlah siswa semakin menurun dari tahun ke tahun.
"Kepala SMKN 1 Soromandi juga tidak dapat menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar. Bahkan dengan pemilik lahan yang telah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan sekolah. Karena sikap seperti itu, maka sebaiknya Kepsek dicopot," tegas Said.
Menanggapi tuntutan warga, Kepala SMKN 1 Soromandi, Ir. Arif, mengatakan, semua tudingan warga tidak benar. Karena setiap penggunaan anggaran di sekolah dilakukan dengan transparan.
"Terkait penggunaan Bos ada juklak dan juknisnya. Jadi tidak benar jika dimakan oleh saya," tegasnya.
Dijelaskan, setiap tahun sekolah diperiksa oleh Inspektorat terkait penggunaan dana Bos. Dan tidak ada temuan. Kaitan menurunnya jumlah siswa, pihaknya telah berupaya dengan semaksimal mungkin.
Hal ini menurut dia, karena minimnya sekolah pendukung. Bukan sikap apatis guru dalam mencari murid. Bahkan dia mengaku, pihaknya sudah menyediakan motor tiga roda untuk transportasi siswa, hanya saja hal itu tidak memberikan perubahan.
"Kita sudah berbuat semaksimal mungkin. Tapi apa boleh buat perkembangan tidak begitu signifikan," ungkapnya.
Kata dia, jika warga tidak lagi senang, dia mengaku siap dengan legowo menerima untuk dicopot apabila pemerintah memberikan SK pemberhentian.
"Saya kalau dicopot akan angkat kaki. Jika hal itu menjadi jalan terbaik yang harus ditempuh," pungkasnya. (Poros07)
COMMENTS