Dibaca Normal
Ketua PGRI Kabupaten Bima, Sahruddin Latief, SPd |
Bima, porosntb.com-PGRI Kabupaten Bima angkat bicara soal penghinaan terhadap guru yang diduga dilakukan oknum anggota Sat Pol PP saat upacara Hardiknas di Kantor Bupati, kemarin. Sikap oknum Pol PP tersebut diduga telah melecehkan marwah guru dan dunia pendidikan pada umumnya.
Ketua PGRI Bima Sahruddin Latief SPd menyesalkan sikap oknum tersebut. Dalam pres realesnya Sahruddin yang juga kepala UPT Dikbudpora Woha ini menilai jika sikap Pol PP tersebut sudah berlebihan.
"Insiden yang spontan tadi sangat saya sesalkan. Guru dan Pol PP sama-sama aparatur, sebagai teladan yang memberikan contoh. Kata-kata yang dilontarkan oleh oknum Pol PP tadi sangat tidak etis. Apalagi ini ditujukan kepada guru selaku pendidik yang tidak biasa mendengar kata kotor seperti itu," tuturnya di hadapan sejumlah awak media.
Menurutnya, kata-kata kotor yang dilontarkan oknum Pol PP tersebut menyayat hati nurani guru.
"Ok, masalah disiplin waktu, 99 persen guru sudah hadir on time. Apalagi upacara tadi pesertanya dihadirkan dari berbagai kecamatan. Kondisi geografis Bima juga harus kita maklumi karena dihadirkan juga siswa SD dan SMP di masing-masing wilayah. Jadi secara moral, guru belum bisa hadir di lokasi tanpa memastikan keselamatan dan kehadiran siswanya," bebernya.
Sambung pria enerjik ini, sampai di lokasi upacara perjuangan guru bersama siswanya untuk hadir, malah tiba-tiba mendapat hadiah berupa umpatan dari Pol PP.
"Ya, manusiawi sekali mereka (Pol PP) marah. Saya lihat sendiri cara oknum Pol PP menyikapi riak kecil tadi. Dan saya menyangkan beberapa oknum Pol PP marah-marah sembari mengeluarkan sangkur. Menurut saya ini Protap yang ekstrim," sorotnya.
Sahruddi menambahkan jika persoalan tersebut merupakan catatan moral bagi semua supaya kedepannya semakin ramah menghadapi dinamika.
"Sudah saya laporkan kepada pak wakil untuk segera ditindaklanjuti dan kami tunggu proses itu," tegasnya.
Sementara Dansat Pol PP Kabupaten Bima H Sumarsono SH menyampaikan, persoalan itu sudah terselesaikan. Dan mengaku peristiwa itu hanya miskomunikasi saja.
"Peristiwa itu hanya miskomunikasi saja. Bahkan saya sudah meminta maaf atas sikap oknum bawahan saya," ujarnya.
Diakui, sikap yang dilakukan anak buahnya tersebut sudah sesuai Peraturan Tetap (Protap). Bahwa peserta upacara yang terlambat hadir akan berdiri pisah. Namun oleh oknum guru tetap saja seruduk ingin masuk.
"Karena dengan sikap guru tersebut, anggota saya keluarkan bahasa kasar. Itupun bukan ditujukkan untuk oknum guru. Tapi ditujukkan untuk diri oknum Pol PP sendiri karena tak dihargai," pungkasnya.
Seperti diketahui, upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kabupaten Bima yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Bima itu diwarnai dengan kericuhan antara guru dan Pol PP, Kamis (2/5). Diduga, sikap oknum anggota Sat Pol PP yang melakukan pengawalan upacara menghina oknum guru. Hal itu sontak membuat banyak guru keberatan dan marah-marah.(poros07)
COMMENTS