Dibaca Normal
![]() |
Kepala bandara Bima I Kadek Yuli Sastrawan SIKom |
Bima, porosntb.com-porosnt Sultan Muhammad Salahuddin Bima terus mengalami penurunan jumlah penumpang. Tercatat, setiap harinya selalu ada jadwal penerbangan yang dibatalkan (dicancel).
Selasa (14/5/19), empat jadwal penerbangan terpaksa dicancel. Yakni tiga penerbangan Wings Ais rute Bima-Lombok, Bima-Denpasar dan Bima-Makassar. Sedangkan satu lagi yakni Garuda Indonesia rute Bima-Lombok.
Meski begitu, pelayanan prima tetap saja diberikan pihak bandara. Seperti tahun-tahun kemarin, bandara tetap menyiapkan posko pantau dan pengamanan bagi pengguna jasa penerbangan. Terlebih saat memasuki arus mudik lebaran, hari raya Idhul Fitri 2019.
Kepala Bandara Bima I Kadek Yuli Sastrawan SIKom mengatakan, sejatinya bandara setempat tidak masuk dalam 35 bandara yang disiapkan pemerintah pusat untuk pelayanan arus mudik. Namun, pihaknya menegaskan akan tetap menyediakan posko pantau demi menciptakan rasa nyaman bagi para penumpang.
"Kalau posko pantau tetap kita siapkan walaupun penumpang sepi. Pegawai senior di bandara yang akan saya turunkan untuk bekerjasama dengan TNI Polri," tegas Kadek, saat ditemui di ruang kerjanya.
Diakui, fenomena penurunan jumlah penumpang pesawat tidak saja terjadi di Bima, tapi sudah secara nasional. Kadek mengungkapkan, di bandara Bima setiap hari selalu ada penerbangan yang terpaksa dicancel. Kondisi ini tentu berbanding terbalik dari animo penumpang tahun sebelumnya yang menunjukkan adanya lonjakan.
"Setiap hari selalu ada yang dicancel. Makanya kita tunggu sampai tanggal 30 Mei, apakah ada lonjakan atau justru menurun," ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut banyak dipengaruhi karena biaya tiket pesawat yang mahal. Meski Menteri Perhubungan sudah menekankan pihak maskapai untuk menurunkan harga tiket, namun tidak begitu berpengaruh bagi pesawat ATR dan Jet seperti yang beroperasi di bandara Bima.
"Memang ada perubahan tapi tidak signifikan. Maskapai juga kan pedagang. Bagi mereka, lebih baik mahal dengan sedikit penumpang tapi pendapatannya sama dengan penumpang banyak karena harga murah. Karena asuransi lebih banyak dari yang penumpang banyak. Makanya maskapai mau agar biaya tetap mahal walaupun penumpangnya sedikit," pungkasnya. (Poros07)
COMMENTS