Dibaca Normal
Pendiri Al-Wildan Internasional School saat memberi bimbingan imtaq pada mahasiswa |
Bima, porosntb.com- Jika sebelumnya ada Ust. Jundi dan budayawan N. Marewo yang memberi modal awal untuk mahasiswa baru. Kini, STKIP Taman Siswa Bima (Tamsis) kembali menghadirkan Pendiri Al-Wildan International Islamic School Jakarta, Dr. Abdurrahim Al Basyir, M.Pd., untuk memberi bimbingan imtaq (Bimtaq) sebagai penggugah semangat generasi beradab di Kampus Merah.
Kegiatan bertajuk "Bangun generasi beradab menuju Indonesia maju 2045" tersebut, diikuti ratusan mahasiswa di auditorium Sudirman kampus setempat. Kehadiran orang nomor satu di sekolah Islam berbasis internasional yang tersebar di Jabodetabek tersebut sebagai bukti bahwa STKIP Taman Siswa Bima benar-benar serius menjalin kemitraan dengan pendidikan berskala internasional. Kedatangan pendiri Al-Wildan ini juga sebagai langkah awal leader wisiting untuk kerjasama lebih lanjut.
Saat menyampaikan materi, Abdurrahim menjelaskan tentang beberapa poin tentang resep sukses dan riwayat perjalanan kariernya.
"Ada empat hal yang harus dimiliki seseorang, jika ingin sukses. Pertanyaan sederhana, apakah anda ingin sukses. Perjuangan hari ini, bukan untuk hari ini, tapi untuk empat, 10 tahun yang akan datang. Untuk menjadi sukses, kita harus memiliki bingkai kesuksesan," ujarnya saat menyampaikan materi di Aula Sudirman STKIP Tamsis Bima, Jumat (18/9/2020).
Suasana kegiatan Bimtaq bersama pendiri Al-Wildan |
Empat hal tersebut, lanjutnya, adalah modal yang harus dimiliki oleh setiap orang yang hendak sukses. Pertama, abstraksi atau kemampuan untuk menjadi orang yang berilmu. Perspektifnya, gelar hanyalah sebuah bungkusan, dan tidak ada yang bisa dilakukan hanya dengan bungkusannya saja.
"Jadi, sarjana pendidikan itu adalah bungkus. Isi itu, namanya abstrasi, artinya ilmu. Sehingga ilmu itu dibungkus dengan kesarjanaan. Tidak ada air laut, pasti asin. Seorang yang memilki ilmu, pasti akan dipakai, digunakan, dan diperbutkan. Walaupun berasal dari lubang gunung, anda akan tetap diperebutkan," tekannya.
Kedua, adalah niat ikhlas dan sungguh-sungguh. Baginya, sumbangan kecerdasan dalam meraih kesukses hanyalah lima persen. 95 persen, bersumber dari kesungguhan. "Siapa yang bersungguh-sungguh maka, ia yang akan mendapatkan kesuksesan," tekannya lagi.
Ketiga, belajar dalam waktu yang lama. Kepada peserta, sosok yang juga akrab dipanggil syekh itu dengan tegas mengatakan, sukses itu tidak instan. Butuh waktu yang lama. Selain itu, ia juga menyarankan pada mahasiswa untuk terus terlibat dalam aktifitas apapun dengan berpegang pada komitmen. Komitmen, sambungnya, memilki dua indikator, yaitu disiplin waktu dan sungguh-sungguh.
"Terakhir adalah interpersonal (memilki kemampuan berhubungan dengan orang lain, red) komunikasi. Anda harus baik dengan teman dan guru. Super baik dengan orang tua. Tidak ada kesuksesan bagi mereka yang menyusahkan orang tua. Komunikasi efektif, memiliki lima indikator, yaitu, tujuan yang baik, isi yang baik, cara yang baik, sadar dengan siapa, situasi yang tepat," jelas ayah dari 24 anak itu.
Diawal pedatonya, mengucapkan selamat kepada Maba sebagai peserta karena telah memilih kampus yang tepat. Kampus yang memadukan antara Iptek dan Imtaq. Abdurrahim kemudian menceritakan tentang perjalanan kariernya dan berharap mampu menjadi inspirasi. "Dulu saya sekolah di Parado. Kemudian berguru pada pendiri STKIP Tamsis Bima, Drs. H. Sudirman., M.Si di SPG, Sekolah Pendidikan Guru. Lanjut ke PGSD Unram, kemudian di IKIP Mataram. Lulus, diangkat menjadi PNS. Kemudian membangun pesantren Abu Hurairah di Mataram. Setelah itu, berangkat ke Jakarta untuk lanjut S2 dan S3. Dengan tekad yang kuat, mengundurkan diri dari PNS. Bermitra dengan banyak pihak dan membagun 4 universitas dan sekolah di 11 provinsi di Indonesia," urainya.
Baru di tahun 2014, ia berusaha mandiri dengan membangun sekolah Al Wildan. Cabangnya, akan mau 9, dan dalam rencana menuju ke 10. Beberapa lokasi Al Wildan adalah di Serpong, Bekasi, Lebak Bulus, Jakpus, Cilekduk, Serang, Depok, dan Dompu. "Mau yang ke 10, di Bima. Sengaja ceritakan, di masa depan, bangsa dan negeri terlebih agama Islam ada di tangan anda (Mahasiswa, red) mampu menjadi inspirasi," katanya.
Ketua STKIP Tamsis Dr Ibnu Khaldun MSi saat menyampaikan sambutan |
Sebelumnya, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., saat menyampaikan sambutannya dengan bangga menyebut Abdurrahim sebagai anak desa yang kini memiliki aset ratusan miliar. Kemudian sukses mengembangkan sekolah Islam berkelas internasional di sembilan lokasi, salah satunya di Desa Huu. "Untuk masuk, biayanya 50juta. SPP, 5 juta sebulan. Inilah fakta bahwa pendidikan maju itu tidak murah. Pengajar banyak dari Bima Dompu. Sudah puluhan negara di kunjungi, pikiran-pikiran besarnya sudah banyak andil untuk Indonesia. Misi kenabian, harus mampu membangun peradaban yang islami," bebernya.
Ditambahkan, kehadiran pendiri Al-Wildan di kampus beradab tersebut sebagai tindak-lanjut kerjasama yang sudah dibangun seperti (visiting leader). Ini menjelang jadi bukti jika STKIP Taman Siswa Bima terus berafiliasi dengan sekolah-sekolah berskala internasional untuk dijadikan mitra dalam pengembangan kampus menuju Tamsis Go Internasional.
"Hari ini pendiri Al Wildan berkunjung memberikan motivasi dan berbagi ilmu pada Camaba, pegawai dan dosen. Al Wildan telah mengembangkan 9 cabang di Jabodetabek dan 2021-2022 akan membuka di Bima dan Dompu," tutupnya. (*)
Humas STKIP Tamsis
Editor Edo
COMMENTS