Dibaca Normal
Kota Bima, Poros NTB.- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat bersinergi dengan Pemerintah Kota Bima menyelenggarakan pelatihan pembuatan pakan ternak bagi pelaku usaha ayam pedaging dan petelur di daerah tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi NTB, Achris Sarwani melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Rabu, menjelaskan program pelatihan tersebut dilatarbelakangi oleh komoditas daging ayam dan telur ayam ras yang termasuk salah satu penyumbang terbesar inflasi kelompok bahan makanan di NTB, khususnya di Kota Bima.
"Penyebab kenaikan harga daging dan telur ayam ras tersebut terkait tingginya biaya produksi seperti biaya pakan, 'day old chichen' (DOC) dan obat-obatan. Makanya, kami mencoba memfasilitasi peternak bagaimana membuat pakan secara mandiri," katanya.
Lokasi pelatihan pembuatan pakan ternak bertempat di Kelompok Ternak Kampo Nggaro. Sebanyak lima kelompok ternak ayam, petani jagung dan penyuluh pertanian lapangan di Kota Bima, menjadi peserta.
Adapun materi pelatihan yang disampaikan terkait usaha peternakan terintegrasi, praktik pembuatan pakan ternak, vaksin, bioplas cair, termasuk pupuk organik dengan pemanfaatan kotoran ternak. Pelatihan tersebut memanfaatkan penggunaan produk inovasi MA11 sebagai dekomposer.
Dalam kesempatan tersebut, Achris juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Bima dan dinas terkait yang terlibat secara langsung dalam upaya mengembangkan pertanian terintegrasi di Kota Bima.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Bima, Darwis, menyampaikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan pakan ternak karena tentu sangat bermanfaat bagi para peternak.
"Selain pelatihan pakan, kita harapkan juga dapat diberikan pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan kotoran ternak sehingga dapat terintegrasi antara pertanian dan peternakan yang berkelanjutan," katanya.
Asisten Administrasi Umum, Sekretariat Daerah Kota Bima, H M Sukri, menambahkan pelatihan pembuatan pakan ternak tersebut diharapkan dapat menjadi jalan untuk meningkatkan pendapatan petani.
Oleh karena itu, ia meminta para peternak yang menjadi peserta mengikuti pelatihan dengan baik serta mengaplikasikan hasil pelatihan yang telah didapatkan.
Selain itu, masyarakat perlu didorong untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menggerakkan masyarakat untuk menanam pohon di pinggir jalan. (Ant)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi NTB, Achris Sarwani melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Rabu, menjelaskan program pelatihan tersebut dilatarbelakangi oleh komoditas daging ayam dan telur ayam ras yang termasuk salah satu penyumbang terbesar inflasi kelompok bahan makanan di NTB, khususnya di Kota Bima.
"Penyebab kenaikan harga daging dan telur ayam ras tersebut terkait tingginya biaya produksi seperti biaya pakan, 'day old chichen' (DOC) dan obat-obatan. Makanya, kami mencoba memfasilitasi peternak bagaimana membuat pakan secara mandiri," katanya.
Lokasi pelatihan pembuatan pakan ternak bertempat di Kelompok Ternak Kampo Nggaro. Sebanyak lima kelompok ternak ayam, petani jagung dan penyuluh pertanian lapangan di Kota Bima, menjadi peserta.
Adapun materi pelatihan yang disampaikan terkait usaha peternakan terintegrasi, praktik pembuatan pakan ternak, vaksin, bioplas cair, termasuk pupuk organik dengan pemanfaatan kotoran ternak. Pelatihan tersebut memanfaatkan penggunaan produk inovasi MA11 sebagai dekomposer.
Dalam kesempatan tersebut, Achris juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Bima dan dinas terkait yang terlibat secara langsung dalam upaya mengembangkan pertanian terintegrasi di Kota Bima.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Bima, Darwis, menyampaikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan pakan ternak karena tentu sangat bermanfaat bagi para peternak.
"Selain pelatihan pakan, kita harapkan juga dapat diberikan pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan kotoran ternak sehingga dapat terintegrasi antara pertanian dan peternakan yang berkelanjutan," katanya.
Asisten Administrasi Umum, Sekretariat Daerah Kota Bima, H M Sukri, menambahkan pelatihan pembuatan pakan ternak tersebut diharapkan dapat menjadi jalan untuk meningkatkan pendapatan petani.
Oleh karena itu, ia meminta para peternak yang menjadi peserta mengikuti pelatihan dengan baik serta mengaplikasikan hasil pelatihan yang telah didapatkan.
Selain itu, masyarakat perlu didorong untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menggerakkan masyarakat untuk menanam pohon di pinggir jalan. (Ant)
COMMENTS