--> Air Mata Yulianci, Usai Memborong Dua Hibah Bergengsi Kemenristekdikti | Poros NTB

Air Mata Yulianci, Usai Memborong Dua Hibah Bergengsi Kemenristekdikti

SHARE:

Dibaca Normal
Yulianci MPd


Deretan prestasi STKIP Taman Siswa Bima seolah tak pernah habis. Awal tahun ini menjadi catatan manis bagi kampus Beradab itu. Para dosennya mampu meraih sukses bidang penelitian dan riset. Satu lagi pundi-pundi civitas akademika setempat mendapat hibah bergengsi dari Dikti. Kali ini Yulianci mencatatkan namanya sebagai dosen peraih hibah. Dia sukses memborong dua hibah sekaligus, Pengabdian Dosen Pemula (PDP) dan Penelitian Kerjasama Perguruan Tinggi (PKPT). Torehan luar biasa ini tidak banyak orang mampu meraihnya apalagi di waktu yang bersamaan.

Dibalik kesuksesannya itu, terselip cerita lain yang harus dilakoni Yulianci. Tentu ada senyum dan air mata mewarnai perjalanan karier dosen muda tersebut. Hingga sukses meraih prestasi gemilang yang diakui di kancah nasional. Berikut catatan kisahnya.


Penulis : Edho Rusadin 


Bima, porosntb.com-Apalagi namanya jika bukan luar biasa. Kata itu layak dialamatkan kepada STKIP Taman Siswa Bima yang getol menyiapkan dosennya dalam meraih hibah Ristekdikti. Kemampuan para pendidik dalam melakukan riset dan penelitian sudah diakui secara nasional hingga internasional. Pantas saja, jika kampus tersebut disematkan sebagai perguruan tinggi pencetak peneliti-peneliti terbaik. 

STKIP Taman Siswa Bima dari tahun ketahun selalu menunjukkan peningkatan kualitas. Salah satunya adalah sumber daya pendidik yang mumpuni. Tak bisa dipungkiri, jika kualitas SDM aktor-aktor pendidik kampus setempat berada di atas rata-rata. 

Hal ini tampak dari salah satu dosen mudanya, Yulianci. Tenaga pendidik yang memiliki nama lengkap Syahriani Yulianci, M.Pd., baru-baru ini berhasil memborong dua hibah bergengsi tahun 2020. Selain meraih dua hibah dari Kemenristekdikti dengan anggaran mencapai Rp 200 juta, dara kelahiran Bima, 24 Juli 1992 silam ini juga mengoleksi hibah internal STKIP Taman Siswa Bima.

Dalam bidang penelitian, perempuan yang akrab disapa Anci ini memang mencintai fisika sejak SMA. Penelitian yang dilakukan dengan model inquiry. Bahkan penelitian jenis ini sudah dilakukan sejak dia masih di jenjang S1. Kenyamanan pada model itu, karena dinilai sangat cocok dengan pendekatan saintifik. Sehingga dirasa sangat pas dalam pembelajaran IPA maupun fisika.

Prestasi baru-baru ini yang ia torehkan adalah yang pertama kalinya. Tak disangka, jika tulisannya mampu memikat hati penilai dan berhak lolos meraih hibah Kemenristekdikti. Bagusnya lagi, pada hibah PDP Anci menjadi ketua. Fokus pada inovasi proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satunya mencoba pembelajaran menggunakan model inquiry dengan multimedia interaktif. Sekaligus meneliti faktor internal dari gaya belajar siswa.

Sedangkan untuk skim PKPT, Anci sebagai anggota. Penelitian yang melibatkan mitra kampus pada level Madya itu, menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran fisika yang berbasis scientific inquiry melalui pendekatan neuroscience. Tujuannya, mampu mengembangkan karakter dan sikap ilmiah siswa. 

Pada hibah ini, perempuan asal Desa Naru Kecamatan Woha campuran Desa Runggu Kecamatan Belo ini menggandeng Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai mitra. Bersama Dr. Dra. Ida Kaniawati, M.Si dan Dr. Winny Liliawati S.Pd., M.Pd.

Pemilik bola mata yang indah ini sukses mencatatkan namanya pada bidang riset Nasional. Sekaligus menambah deretan panjang peneliti-peneliti terbaik milik kampus STKIP Tamsis.

Awal Meniti Karier

Capaian dua hibah tersebut tidaklah mudah ia dapatkan. Butuh perjalanan panjang. Ada usaha dan kerja keras, serta do'a. Torehan prestasi gemilang itu, merupakan buah dari kesabaran Anci dan didorong oleh basic-nya yang memang memiliki kemampuan yang terasah. Kemampuan Anci sudah tampak sejak ia duduk di bangku sekolah. 

Perempuan yang pernah meraih juara 1 lomba mengarang se-Jawa Barat ini juga kerap mengikuti lomba-lomba utusan sekolah. Terlebih lagi saat Anci masuk SMA. Dia meraih juara satu di berbagai ajang lomba tingkat kabupaten hingga provinsi. Seperti cerdas cermat dan olimpiade fisika tingkat provinsi. 

Selain itu, dosen muda yang masih berstatus lajang ini adalah lulusan akselerasi angkatan pertama SMAN 1 Woha dan merupakan salah satu siswa berprestasi. Prestasi-prestasi tersebut juga dilanjutkan sampai ke bangku kuliah. 

"Selama kuliah, saya aktif di BEM. Hobi menulis dan meneliti justru baru dimulai saat masuk jenjang S2. Saya fokus meneliti di bidang pendidikan, khususnya IPA," ungkap alumni S1 dan S2 Unram ini, saat membuka sesi wawancara.

Bak gayung bersambut, kegemarannya menulis dan meneliti sangat relevan dengan iklim di STKIP Taman Siswa Bima. Setelah lulus kuliah dan menjadi dosen di kampus tersebut pada 2018 lalu, Anci langsung bisa beradaptasi. Ia menemukan metode untuk menggapai prestasi yang diimpikan di kampus tersebut. Hal ini langsung dia buktikan dengan memborong dua hibah sekaligus. Padahal pengajuan hibah tersebut baru pertama kalinya. Tentu saja hal ini menjadi catatan apik bagi dosen muda, untuk berbicara banyak di tingkat nasional.

"Menulis dan meneliti itu asyik. Makanya saya sering nimbrung pada kegiatan ilmiah," ujarnya, dengan senyum sumringah.

Perempuan tiga bersaudara ini telah mengikuti berbagai kegiatan ilmiah. Seperti conference internasional sebagai pemakalah yang diseminarkan di UNY. Kemudian Seminar Nasional di STKIP Taman Siswa Bima, Seminar Nasional di UNSA, Workshop Penulisan di beberapa kampus di Pulau Sumbawa. Serta berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Dedikasikan Prestasi Untuk Sang Bunda 

Tak bisa dinafikan prestasi yang ditorehkan anak sulung dari tiga bersaudara ini, ada campur tangan sang bunda. Meski dalam perjalanan meraih sukses harus tertatih dan jatuh bangun. Namun semangatnya tetap berkobar dengan satu alasan, yakni ibu. Iya, ibunya lah yang membuat ia begitu kuat dalam menatap masa depan dan menggapai cita-citanya.

Mengulas keseharian buah hati dari pasangan Asni dan Sahlan ini, tak banyak yang tahu jika Anci memiliki cerita hidup yang cukup menguras emosi. Terlahir dari keluarga sederhana, Anci tumbuh menjadi pribadi yang punya pendirian tinggi. Sejak bocah, Anci sudah diboyong ke Jakarta oleh kedua orang tuanya. Dan dia menyelesaikan sekolah dasar di sana. 

Di Jakarta, orang tuanya mengadu nasib dengan mencari pekerjaan serabutan. Hingga suatu hari membuka usaha Wartel (Warung Telepon). Namun, seiring kemajuan teknologi telepon genggam, memaksa mereka harus pulang kampung. Lantaran pelanggan telepon umum sudah semakin sepi. Sekembalinya ke Bima, orang tua Anci tetap melanjutkan usahanya. Kali ini berjualan pakaian.

"Ibu hanya bisa jualan, karena kami tidak punya penghasilan lain. Ayah walaupun sarjana hukum, tapi tidak punya pekerjaan tetap. Meski penghasilan pas-pasan, tapi nggak tau, selalu saja tercukupi. Penghasilan dari jualan ini mampu membiayai sekolah dan kuliah saya," urai Anci.

Usai merengkuh gelar sarjana pada 2013 lalu, Anci kembali ke Bima dan berencana mengabdi di tanah kelahirannya. Karena kedua adiknya sudah mulai dewasa, tentu kebutuhan keluarga semakin berat. Terlebih lagi, adiknya nomor dua sudah masuk ke bangku kuliah. Kondisi ini memaksa Anci harus membantu ekonomi keluarga. Ia pun melamar menjadi guru sukarela di SMAN 1 Woha.

"Dua tahun saya menjadi guru fisika di sana. Sembari ikut-ikut tes PNS di beberapa daerah. Walau nilainya tinggi, tapi belum rezeki menjadi PNS," ceritanya.

Meski Ibu bukan sarjana, tapi tekad untuk mendorong anak-anaknya agar mengenyam pendidikan tinggi sangat kuat. Hingga pada suatu hari, ibu menyarankan Anci untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Hal ini cukup beralasan, karena melihat kompetensi yang dimiliki anaknya tersebut. 

"Awalnya saya nggak mau, karena kasian ibu cari uang. Tapi ibu ingin melihat saya menjadi orang sukses. Akhirnya saya memegang amanah itu dan melanjutkan ke Unram," kenangnya.

"Awal masuk, biaya pendaftaran dan SPP saat itu mencapai Rp 15 juta. Entah dari mana ibu bisa dapatkan uang itu. Tapi itulah ibu, selalu ingin melihat anaknya yang terbaik," lanjut Anci dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Dorongan kuat dari sosok ibu yang membiayai kuliahnya tentu memacu semangat Anci untuk memberikan yang terbaik. Ia tak ingin kecewakan ibunya yang sudah susah payah mencari uang. Ia bertekad agar suatu saat nanti ibunya bisa merasakan prestasi yang diraihnya.  

Benar saja, perempuan 27 tahun ini mampu membanggakan ibunya dengan meraih cumlaude dengan IPK 3,87. Sekaligus mengukuhkan dirinya menjadi wisudawan terbaik pertama di Unram. Raihan itu menjadi langkah awal Anci membanggakan sang bunda yang sudah lama menanti momen tersebut.

Kebahagiaan itu rupanya tidak berlangsung lama. Di balik momen manis yang dirasakan saat itu, terselip duka yang menyelimuti Anci. Iya, pada Januari 2018 bertepatan dengan hari yudisiumnya, sang bunda justru sakit keras dan harus dirawat inap di rumah sakit Muhammadiyah Bima. Praktis saat itu, tidak ada keluarga apalagi sosok ibu yang mendampinginya di acara yudisium. 

Meski begitu, sang bunda yang sudah mendengar anak sulungnya meraih predikat cumlaude, tetap saja memberi dukungan kepada anaknya walau dalam keadaan sakit. Dia tak kuasa menahan haru dan bangga melihat anaknya menjadi orang nomor satu di Unram. Kabar mengenai proses yudisium Anci pun membuat ibunda semangat dan bangkit dari sakitnya. Lalu ia bergegas mengambil Handphone untuk menyaksikan proses yudisium anaknya melalui video call.

"Walaupun sedang sakit keras dan lemas karena HB-nya 2, tapi ibu terlihat kuat. Senyumnya yang mekar di kala sakit yang dialami, membuat saya sedih. Dan ingin segera bersamanya. Usai yudisium saya langsung pulang ke Bima," kenangnya, sembari meneteskan air mata pertama yang sedari tadi tertahan di kelopak matanya.

Setelah berada di Bima, kondisi kesehatan ibunya perlahan membaik dan kembali sehat. Sang bunda begitu antusias dan tak sabar ingin melihat anaknya memakai toga magister dengan prestasi luar biasa. Bahkan saking senangnya, sang bunda sempat menjahit baju seragam untuk dikenakan saat mendampingi wisuda anaknya. 

Namun sayang, semuanya buyar begitu saja. Tuhan rupanya berkehendak lain. Beberapa hari sebelum Anci diwisuda, sang bunda lebih dulu meninggalkan mereka untuk selamanya pada 30 Maret 2018. Perjuangan sang bunda yang ingin melihat anaknya berdiri tegap dengan toga magister, harus terhenti seketika. 

Tak ada tanda-tanda jika sang bunda akan pergi. Tak ada pesan ataupun kata-kata. Semuanya berlalu dengan cepat dan seketika melunturkan semua mimpi Anci yang ingin didampingi sang bunda saat wisuda. Karena kegigihannya untuk belajar dan prestasi yang ia torehkan selama ini, semata-mata hanyalah untuk sang bunda. 

"Semua yang saya lakukan serasa tak berarti. Yang lebih menyakitkan itu, kepergian mama di saat saya mau diwisuda. Ini adalah kebanggaan dia yang saya jaga dan perjuangkan," ucapnya, tersedu.

Anci tak kuasa melawan gejolak batinnya. Ia terpukul dan down. Cita-cita melihat sang bunda bangga akan prestasinya harus dikubur bersama jenazah sang bunda. Sungguh ironi kehidupan. Tidak ada yang harus dia sesali atas takdir itu. Melainkan ketabahan dan kekuatan untuk bangkit melanjutkan hidup.

"Mama belum sempat melihat prestasi saya. Karena ini yang mama banggakan. Kepergiannya secara tiba-tiba membuat saya nyesek. Saya tidak menyangka, mama akan pergi secepat itu. Semua keluarga juga kaget. Padahal baju seragam wisuda yang dijahitnya sudah siap," ujarnya, sembari berusaha menahan tangis mengenang perjuangan almarhumah ibunya.

Menurut dia, Ibu adalah segalanya. Juga panutan dari ayah. Pekerja keras dan menjaga silaturrahmi. Kadang dia iri melihat orang-orang bersama ibunya masing-masing.

"Tapi alhamdulillah mama sudah tahu kalau Anci masuk di kampus ini (STKIP Tamsis). Dan memang itu harapannya dari dulu. Lihat Anci jadi dosen," ujarnya berusaha tegar sembari mengusap butir-butir air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Anci percaya akan takdir. Sebagai anak sulung, ia tidak ingin terlihat cengeng. Ia berusaha tegar. Karena hidup terus berjalan. Kini, setelah bunda tiada, posisinya harus diganti oleh Anci. Selain mengurus pekerjaan di kampus, Anci juga harus mengurus ayah dan dua adiknya. 

"Sekarang gantiin mama jadi ibu rumah tangga. Saya merasa ini tanggung jawab saya sebagai yang dituakan. Ayah hanya pengangguran, nggak ada yang diharapkan setiap bulannya. Tapi saya tidak pernah menyesali takdir ini. Karena saya percaya semua ini adalah ujian untuk menata pribadi saya yang lebih tangguh," ujar Anci penuh lirih.

Ketegaran Anci juga tidak lepas dari pesan bunda yang selalu mengingatkan akan Allah. Sehingga setiap hari, perempuan dengan tinggi 163 cm itu, tidak ketinggalan membaca surat Al Wakiah.

"Makanya saya hafal Al Wakiah karena dari ibu. Tak pernah bolos membacanya setiap hari. Hal inilah yang membuat saya kuat dan kebetulan kampus ini juga menyarankan dosennya untuk menyetor hafalan. Dan saya setor hafalan surat ini," katanya, sambil menata kembali jilbab yang sudah basah karena mengusap air matanya.

Prestasi ini, ia dedikasikan sepenuhnya buat almarhumah ibunya. Walaupun sudah tiada, tapi harapan sang bunda yang ingin anaknya sukses, akan menjadi pijakan Anci dalam mengarungi kehidupan.

"Ini yang saya tanamkan. Saya akan terus berusaha menjaga amanah dan kebanggaan mama," tegas perempuan yang sudah punya studio foto ini. 

Anci mengaku bersyukur bisa menjadi bagian dari STKIP Tamsis Bima. Selain menggaungkan mottonya Tamsis Beradab Go Internasional, program Iklim Pikir dan Iklim Dzikir sangat memotivasi para dosen untuk mengejar ilmu dan mengejar amal.

"Alhamdulillah, disini sangat nyaman dan keilmuannya sangat mendukung. Terlepas dari itu semua, prestasi ini tidak lain adalah suport yang kuat dari ketua STKIP Tamsis yang terus mendorong dosen-dosennya untuk berkarya," tutupnya.(*)

COMMENTS

Nama

#Corona,124,ABRI,1,arena,54,Bandara,7,Bansos,52,Bawaslu,17,bhakti sosial,38,bima,2676,bima iptek,4,bima. Pariwisata,3,Bjayangkari,1,Coro,1,Corona,88,Covid-19,29,Curanmor,3,Daerah,1,Demonstrasi,2,des,1,Desa,53,dompu,134,Editorial,2,ekbis,223,Ekonomi,1,Ekonomi.,4,Eksbis,1,enterpreneur,1,event,1,explore,2,featured,122,Hoax,3,huk,2,hukrim,714,huksrim,3,hukum,1,Humaniora,1,HUT RI,1,inspiratif,1,iptek,30,Keagamaan,15,keamanan,8,kebudayaan,1,Kecelakaan,3,kehilangan,1,kejadian dan peristiwa,2,kemanusiaan,4,kepegawaian,1,kependudukan,12,kepolisian,168,Kesehatan,134,Kesenian,1,ketenagakerjaan,2,Kodim,15,Kominfo,5,Konflik,1,Korupsi,11,kota bima,296,KPU,3,KSB,2,lingkungan,115,lombok,109,Maklumat,2,Mataram,92,miras,1,Narkoba,8,Nasional,15,NTB,1,olahraga,24,Opini,50,Pariwisata,81,Pelayanan Publik,13,pembangunan,25,pembangunan.,2,pemerintahan,786,Pemilu,1,Pemprov,3,Pemprov NTB,143,pendidikan,397,pendidikan.,8,Perbankan,1,Perguruan Tinggi,3,perhubungan,7,perisstiwa,47,peristiwa,468,peristuwa,1,Perjudian,2,persitiwa,6,Pertamina,2,pertanian,40,Peternakan,3,politik,282,Politik.,9,Prahara,12,Prestasi,34,Provinsi,1,puisi,1,regional,5,religi,53,religius,43,Sains,1,SAJAK,1,seni,1,SKCK,1,sosbud,193,Sosial,42,Sosok,6,SUDUT PANDANG,1,sumbawa,20,Tajuk,2,Tekhnologi,2,TKI,5,TNI,1,transportasi,4,travel,5,Tribrata,1,Vaksinasi,25,video,18,warta bawaslu,1,
ltr
item
Poros NTB: Air Mata Yulianci, Usai Memborong Dua Hibah Bergengsi Kemenristekdikti
Air Mata Yulianci, Usai Memborong Dua Hibah Bergengsi Kemenristekdikti
https://1.bp.blogspot.com/-Ox76eClFiHQ/Xj4G428KIrI/AAAAAAAAHZE/HB7rr0bHxjIaUl1DYj2rKyvHrO8_AxrDQCLcBGAsYHQ/s640/IMG-20200206-WA0003.jpg
https://1.bp.blogspot.com/-Ox76eClFiHQ/Xj4G428KIrI/AAAAAAAAHZE/HB7rr0bHxjIaUl1DYj2rKyvHrO8_AxrDQCLcBGAsYHQ/s72-c/IMG-20200206-WA0003.jpg
Poros NTB
https://www.porosntb.com/2020/02/air-mata-yulianci-usai-memborong-dua.html
https://www.porosntb.com/
https://www.porosntb.com/
https://www.porosntb.com/2020/02/air-mata-yulianci-usai-memborong-dua.html
true
2479742407306652642
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content