Dibaca Normal
Ketua STKIP Tamsis Bima Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi saat menggelar pertemuan dengan We Save Creative |
Bima, porosntb.com– Inovasi demi inovasi terus diterbitkan STKIP Tamsis Bima. Setelah menggenjot kegiatan bertajuk sadar lingkungan, kini kampus tersebut seriusi upaya beasiswa berbasis sampah.
Untuk mendiskusikan secara teknis maupun adminstratif terkait rencana tersebut, pihak STKIP Tamsis Bima mengundang We Save Creative. Untuk terwujudnya program yang akan membantu penuntasan masalah sampah di NTB itu, Kampus Merah akan menggelar penandanganan MoU dengan pihak We Save Creative.
Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., mengaku serius untuk menyukseskan program Beasiswa Berbasis Sampah itu. Karena, program tersebut merupakan salah satu jawaban dari permasalahan regional NTB, nasional maupun global.
“Kita sedang memerangi masalah sampah. Penuntasan masalah sampah adalah program prioritas yang ingin diselesaikan oleh provinsi NTB. Tentu saja, program beasiswa berbasis sampah yang sedang kami wacanakan ini sangat relevan dengan isu lokal sampai global ini,” tuturnya saat berdialog dengan sejumlah dosen dan We Save Creative di ruang rapat terbatas Ketua STKIP Tamsis Bima, Rabu (26/2/2020).
Untuk merancang dan mematangkan program berbasis kesadaran lingkungan itu, Ibnu mengaku telah menyiapkan tim. Tim tersebut akan melakukan uji coba pelaksanaan dengan melibatkan 5 – 10 mahasiswa. Kemudian akan dievaluasi secara berkala untuk mengamati setiap capaian target. Baik kuantitas sampah maupun capaian secara ekonomi.
“Ini sedang kami persiapkan bersama tim. Bahkan, kami berencana akan mempresentasikan rancangan program ini di gubernur NTB. Apalagi, mitra kita kan (We Save Creative, red) sebuah organisasi yang memang fokus ke sampah,” sampainya.
Pimpinan We Save Creative, Abu Dzar pada lokasi yang sama menyampaikan apresiasinya pada program yang tengah diwacanakan kampus merah itu. Ia menilai, program tersebut merupakan rencana yang sangat inovatif. Dan, bisa jadi akan menjadi kampus pertama yang menerapkan program berkah sampah.
“Kami saja yang hanya berisi 300an siswa privat Bahasa Inggris mampu melaksanakan banyak hal. Termasuk mengantar sejumlah siswa itu mengikuti sejumlah beasiswa untuk pelatihan dan workshop di Eropa, Jepang, Australia dan negara lainnya. Karena semuanya menggunakan CV kegiatan berbasis sampah dengan kami di We Save Creative. Apalagi STKIP Tamsis Bima yang memiliki ribuan personil,” bandingnya.
Berkat program berbasis sampah itu juga telah mengantar banyak siswa kursusnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi. Bahkan, ada satu siswa yang mendapatkan “hadiah” untuk lanjut sekolah kedokteran di Jepang. Satu lagi siswa dipercayai untuk membangun cabang We Save di Univeristas Teknologi Sumbawa (UTS).
“Kedua siswa kami mendapatkan rezeki itu karena memiliki kegiatan inovatif untuk kepeduliannya terhadap lingkungan. Isu lingkungan adalah isu global dan masalah dunia. Jadi, sangat banyak kampus dan LSM luar negeri sana yang tertarik dengan CV yang serupa dengan kegiatan kami di We Save,” ujar sosok yang juga disapa dengan Abu We Save itu.
Dari pengalaman yang pernah digerakkan organisasinya, ia pribadi sangat percaya program Beasiswa Berbasis Sampah akan sukses untuk dicanangkan. Bahkan, sangat memungkinkan untuk amunisi mahasiswa STKIP Tamsis Bima berburu beasiswa luar negeri. Tidak hanya mahasiswa, pada dosen juga sangat terbuka peluangnya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
“Yakin saja, isu sampah dan lingkungan adalah isu global. Jika kita serius menjalankannya, saya yakin, Insya Allah, akan terbuka banyak jalan untuk melintasi banyak Negara,” tutupnya. (*)
Penulis: Humas STKIP Tamsis Bima
Editor: Edo
COMMENTS