Dibaca Normal
Bima,
porosntb.com.- Memasuki hari kedua pelaksanaan operasi Bina Waspada gatarin
2020, yang digelar sejak Rabu (4/3/20), Kasat Binmas, AKP Fandi AR, bersama KBO
Binmas, IPTU Suherman dan KBO Sat Sabhara, IPDA Adib Widyoko, beserta sejumlah
personil yang dilibatkan, menyambangi Pondok Pesantren Darul Ma’arif Desa Roka
Kecamatan Belo Kabupaten Bima, Kamis (5/3/20) kemarin.
Nampak
juga berkumpul, Pimpinan Yayasan Ponpes Darul Ma’arif, Drs. H. Abubakar Ajis, Kepala
Ponpes, Drs. Suryadin, bersama Guru, dan siswa-siswi Ponpes yang berjumlah
sekitar 100 orang.
Diketahui,
kegiatan Ops Bina Waspada Gatarin 2020 ini dalam rangka “Penanggulangan
Gangguan Kamtibmas terutama kelompok Radikal Agama, kelompok Ekstrim dan
Separatisme” di wilayah hukum Polres Bima.
Sebelum
memberikan arahan pada siswa siswi, Kasat Binmas, AKP Fandi AR, menyatukan
pemahan dengan Kepala Sekolah, Drs. Suryadin tentang aturan-aturan yang
berkaitan dengan penanggulangan Terorisme dengan maksud menetralisir
paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan harapan Kelompok
radikal Agama, kelompok Ekstrim dan separatisme tidak berkembang di tingkat Ponpes
sehingga dapat mendukung program-program Nasional dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dalam
kegiatan tatap muka dengan pihak Ponpes, Fandi yang juga selaku Ka Tim operasi
Bina Waspada Gatarin 2020 Polres Bima, mengawalinya dengan ucapan terima kasih
kepada pihak Ponpes yang telah mempersilahkan kegiatan sosialisasi tentang
aturan-aturan yang berkaitan dengan penanggulangan Terorisme pada lingkup
sekolah/Ponpes tersebut.
“Alhamdulilah
suatu kesukuran bagi kami Aparat Kepolisian bisa hadir dan diterima oleh
pimpinan Ponpes Darul Ma’arif dalam rangka melaksanakan penyuluhan dan
sosialisasi terkait Operasi Bina Waspada Gatarin 2020 yang dilaksanakan oleh
Polres Bima,
sebagai bentuk pembinaan dan pendekatan secara langsung bersama para siswa/siswi dengan harapan kedepan selalu peka terhadap ajaran faham radikal Agama yang anti pancasila dan NKRI yang saat ini berkembang di Negara RI lebih khusus wilayah Kabupaten Bima.” Ujar Fandi.
sebagai bentuk pembinaan dan pendekatan secara langsung bersama para siswa/siswi dengan harapan kedepan selalu peka terhadap ajaran faham radikal Agama yang anti pancasila dan NKRI yang saat ini berkembang di Negara RI lebih khusus wilayah Kabupaten Bima.” Ujar Fandi.
lebih lanjut dipaparkannya, di jaman serba canggih seperti sekarang ini, setiap orang menjadi mudah mengakses berita penting dan konten yang bermaanfaat.
Namun,
diingatkannya jika internet itu dipakai dengan hal-hal Negatif, tentu akan
membuat siswa dan siswi terpengaruh dan menyalahgunakan Handpone yang dimilikinya.
Karena
itu, Fandi menghimbau kepada siswa-siswi Ponpes agar jangan mencoba-coba
mendekati hal negatif yang beredar di Medsos seperti Narkoba, mengingat
peredaran Narkoba sekarang sudah sangat merajalela.
“Tapi
kami yakin di Ponpes Darul Ma’arif lebih banyak belajar mengenai Agama dan itu
harus diimbangi dengan tingkat kesadaran dan iman yang kuat agar tidak mudah
terpengaruh,” katanya.
“Guru hanya mengajar, mendidik dan membina. Tapi kita kembali ke siswa dan siswi dan harapan guru ingin siswa siswi menjadi pintar nantinya bisa sukses dalam meraih suatu keberhasilan dengan diimbangi oleh tekad dan kemauan dengan belajar dan belajar dan akan dijadikan contoh terbaik bagi Sekolah lain,” ungkapnya kemudian.
Menutupi
uraiannya, Fandi meminta kepada siswa-siswi agar tidak memakai sepeda motor yang
menggunakan knalpot racing. “Apalagi mengendarai saat orang lagi sholat
sehingga akan merusak nama almamater dalam hal ini Ponpes Darul Ma’arif,”
pungkasnya.
Sumber
: Tribrata
Penulis
: Teddy Kuswara
Editor
: Aden
COMMENTS