Dibaca Normal
Lombok, porosntb.com.- Pengurus
Persatuan Wartawan (PWI) Pusat, Ahmad Munir, dengan lugas menyatakan, saat
ini banyak yang mengaku dirinya wartawan. Baik media cetak maupun online. Namun, kata dia, mereka
tidak memiliki kompetensi sebagai wartawan.
“Karena mereka mantan tukang parkir, mantan tukang becak, bahkan mantan preman.” Ujar Munir tanpa bermaksud mendiskreditkan, saat mengisi sambutannya dalam konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB yang dihelat di Hotel Gren Orry Inn,Tete Batu Selatan Sikur, Lombok Timur, Sabtu (29-2) kemarin, guna memilih pengurus baru Periode 2020-2025.
“Karena mereka mantan tukang parkir, mantan tukang becak, bahkan mantan preman.” Ujar Munir tanpa bermaksud mendiskreditkan, saat mengisi sambutannya dalam konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB yang dihelat di Hotel Gren Orry Inn,Tete Batu Selatan Sikur, Lombok Timur, Sabtu (29-2) kemarin, guna memilih pengurus baru Periode 2020-2025.
“Wartawan
yang pintar, semua akan
pintar. Wartawan sehat, semua akan sehat. Kita jaga sistim jurnalistik dan ekosistim, yang paling penting srategis bagaimana PWI NTB
memastikan ekosistim pers berjalan dengan baik. Mengawali dan mengawasi pelaksanaan regulasi pers,” lanjut Munir, yang juga merupakan Direktur Pemberitaan Kantor
Berita Nasional Antara ini.
Dalam Konferensi PWI NTB kali ini, Munir menekankan, akibat banyaknya orang yang mengaku dirinya wartawan tanpa
ditunjang kompetensi, maka perlu adanya
standarisasi untuk perusahan pers.
Standarisasi yang dimaksudnya,
bahwa Perusahaan Pers tidak hanya berbadan hukum dalam bentuk Perusahan
Terbatas (PT). Tapi wartawan yang terdaftar dalam
Perusahaan Pers harus memiliki sertifikasi
wartawan lewat uji
kompetensi wartawan.
"Wartawan
media cetak dan online hingga sekarang ini sebanyak 40 ribu orang. Tapi yang sudah diverifikasi hanya
sedikit,” ungkap Munir.
Kondisi inilah yang
menurutnya, menyebabkan munculnya praktek wartawan yang menyimpang. Seperti memeras nara sumber.
“Jika
perusahan pers ada standarisasi melalui verifikasi, maka wartawan yang menyimpang bisa diketahui dan diberi
teguran keras,” pungkasnya di hadapan Karo
Humas Provinsi NTB, Najamuddin Amin, Humas Polda NTB, Kapolres Lombok Timur, dan
Sekda Lombok Timur, beserta undangan lainnya.
Sirajuddin HI, Wartawan Poros
NTB yang ikut hadir, melaporkan Konferensi PWI NTB berjalan lancar. “Dan secara aklamasi mengangkat H
Nasaruddin Zain dari wartawan RRI Mataram sebagai ketua PWI NTB priode 2020-2025.”
Tulisnya.
Penulis : Sirajuddin HI
Editor : Aden
COMMENTS