Dibaca Normal
![]() |
Foto istimewa: Siswi SDN Inpres Pasir Putih meminta bantuan agar sekolahnya diperbaiki |
Bima, PorosNTB.com-Pendidikan di sejumlah wilayah di Indonesia sudah memasuki era digital, four poin zero. Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan pendidikan di Kabupaten Bima. Rupanya, Bima masih jauh tertinggal dari daerah lain.
Hal ini terbukti dari beberapa sekolah di Bima yang masih tak layak huni. Seperti kondisi SDN Inpres Pasir Putih Desa Bajo Pulau Kecamatan Sape. Gedung sekolah tersebut sudah empat tahun ambruk dan tak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Meski gedung sudah lama ambruk dan tidak bisa dipakai, namun sekolah tersebut tak juga mendapat perhatian pemerintah. Kondisi ini membuat para siswa harus belajar di bawah pohon karena was-was jika belajar dalam ruang kelas.
Hal ini disampaikan kepala SDN Inpres Pasir Putih Nasaruddin SPd melalui video singkatnya yang beredar di Facebook dan diunggah oleh akun Arief Kampo Naru mengaku prihatin dengan kondisi sekolah tersebut yang tak kunjung mendapat perhatian pemerintah.
"Saya di-SK kan bulan Januari 2020 sebagai kepala sekolah di sini. Begitu melihat sekolah ini, saya prihatin. Karena sekolah ini sudah tidak layak dipakai lagi," ungkapnya.
Kata dia, kondisi ini menyebabkan para siswa dan guru harus belajar di luar kelas di bawah pohon sekitar lingkungan sekolah. Ini dilakukan karena mereka khawatir sesuatu yang tak diinginkan menimpa siswa dan guru saat proses KBM berlangsung.
"KBM sudah tidak dilakukan di dalam kelas, melainkan di bawah pohon-pohon," ujarnya.
Nasaruddin berharap, pemerintah Kabupaten Bima, Provinsi dan Pusat memperhatikan sekolah dengan jumlah siswa sebayak 68 orang tersebut. Sehingga para siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman dalam ruangan kelas seperti siswa-siswa di sekolah lain.
"Pemerintah daerah, provinsi dan pusat kami mohon ditanggapi secara serius sekolah kami sesegera mungkin. Sehingga bisa kita laksanakan belajar mengajar seperti di tempat-tempat lain," harapnya.
Kondisi bangunan sekolah yang memiliki tujuh orang guru tersebut sangat memprihatinkan. Khususnya untuk kelas 3 dan 4 sudah ambles. Hampir keseluruhan bagian atap roboh dan bangunan sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.(*)
Penulis Edo
COMMENTS