--> Dari Sosok Pendiam, Menjelma Sebagai First Speaker Hingga Cicipi Pendidikan di Luar Negeri | Poros NTB

Dari Sosok Pendiam, Menjelma Sebagai First Speaker Hingga Cicipi Pendidikan di Luar Negeri

SHARE:

Dibaca Normal

Neneng Khairunnisa, S. Pd


Siapa yang menyangka kalau Neneng Khairunnisa dulunya adalah sosok yang pendiam. Dia selalu gugup jika berhadapan dengan orang banyak. Apalagi harus tampil di depan umum. Ia tak pernah PD dan selalu demam panggung. Namun setelah bergelut dengan atmosfer akademik di STKIP Taman Siswa Bima, rupanya mampu mengubah jalan hidup dan pikirannya. Bahkan ia menjadi first speaker (pembicara pertama) pada seminar berskala internasional yang digelar di Malaysia. Hebatnya lagi, ia menjadi salah satu delegasi Kampus Merah pada ajang pertukaran mahasiswa ke luar negeri.


Penulis Edo Rusadin


Senyum sumringah terpancar di wajah Neneng usai yudisium periode pertama STKIP Taman Siswa Bima yang berlangsung pada 6 Agustus 2021. Sesekali Neneng melambaikan tangan kepada audiens yang hadir sembari melempar senyuman. 

Mahasiswi prodi PGSD itu rupanya baru saja dikukuhkan sebagai calon wisudawan terbaik dengan nilai IPK hampir sempurna yakni 3.99. Nilai yang wah dan tentunya menjadi dambaan setiap mahasiswa. 

Meski belum diwisuda, namun dapat dipastikan perempuan berdarah Penaraga Kota Bima ini akan mendapat satu tiket sebagai wisudawan terbaik. Bahkan, bukan tidak mungkin ia akan menjadi wisudawan dengan IPK paling tinggi. Kita tunggu saja saat wisuda nanti. 

Menelisik dari trek recordnya, perlu diakui jika perempuan yang satu ini bukanlah mahasiswi kaleng-kaleng. Dara yang genap berusia 22 tahun pada 19 November nanti, punya segudang prestasi hingga sampai di titik ini. 

Sederet prestasi sudah ia torehkan sejak duduk di bangku sekolah. Mulai SD, alumni SMAN 1 Kota Bima ini sudah mencatatkan sejumlah prestasi dengan menjadi juara kelas. Tren positif menjadi juara kelas turut berlanjut hingga SMP dan SMA. 

Konsistensinya mempertahankan juara di bangku sekolah diterapkan juga saat mengenyam bangku kuliah. Ia mulai memperlihatkan kebolehan sejak tahun 2019 saat Neneng berhasil lolos Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul "Upaya Peningkatan Kesadaran Hidup Bersih Melalui GAMESS (Gerakan Anti Membuang Sampah Sembarang) SDN 45 Kota Bima". Program tersebut sukses dilaksanakan sampai pada tahap Monev. 

Di tahun 2020, perempuan yang gemar dengan matematika ini juga lolos tahap awal Praproposal Hibah Bina Desa dengan judul "Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga (IRT) Dalam Pengolahan Dodabo Istimewa (Dodol Dahi Bongi) Dengan Berbagai Rasa Untuk Meningkatkan Perekonomian Desa Nipa."

Tidak cukup sampai di situ, Neneng dan tim risetnya juga sukses mendapatkan peringkat tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) se Pulau Sumbawa yang diadakan oleh STKIP Tamsis Bima. Kemudian mengikuti seminar internasional dengan judul, "A Semantic Analysis Of The English Translation Of Surah Al – Fatihah At The Eight Grade Students Of MTS Al – Bahri Karampi". 

Dari kerja kerasnya selama ini yang begitu intens melakukan penelitian, Neneng pun sukses meraih kado istimewa dari kampus STKIP Taman Siswa Bima. Kado itu berupa pertukaran mahasiswi ke kampus Picoms Internasional University College Malaysia. Neneng menjadi salah satu dari mahasiswi yang beruntung bisa mencicipi pendidikan di luar negeri tersebut. 

Pertukaran mahasiswa tersebut adalah program kerjasama STKIP Tamsis dengan berbagai kampus internasional yang bertajuk "Tamsis Go Internasional". Neneng menjadi perwakilan dari Prodi PGSD. Hebatnya lagi, Neneng menjadi satu-satunya mahasiswa dari kampus dua yang ada di Kota Bima yang berangkat ke Malaysia mengikuti program tersebut. 

"Hanya di STKIP Taman Siswa Bima yang punya program ini. Dan saya beruntung berada di sini bertemu orang-orang hebat di sini dan mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri," ucapnya. 

Melihat seabrek prestasinya, pantas saja jika putri dari pasangan Rosdiana dan M Tohir ini mendapatkan penghargaan itu. Selain sudah menjadi yang terbaik di kampus, ia juga sukses mendongkrak nama STKIP Taman Siswa Bima di berbagai ajang hingga berskala internasional. 

Ia sudah malang melintang di dunia akademik bersama kampus Merah. Capaian dan torehan semuanya ia dedikasikan kepada kampus dan orang tuanya. Di balik kesuksesannya di bidang akademik selama menempuh studi, terselip jua cerita lain yang mewarnai hari-harinya.

Sebelum Neneng dikenal seperti saat ini, ia sangat berbeda pada empat tahun lalu sebelum masuk kuliah. Dulu yang mengenal Neneng hanya mengetahui jika ia adalah seorang pendiam. Tak ada yang menyangka jika anak sulung dari dua bersaudara itu mampu menjelma menjadi salah satu mahasiswi yang aktif dalam segala bidang. 

Neneng sangat kaku dan gugup jika berhadapan dengan orang banyak. Apalagi harus berbicara di depan umum. Ya, dia salah satu mahasiswi yang demam panggung. Namun karena intensitas akademik yang tinggi dan kompetitif serta didukung SDM dosen yang memiliki kualifikasi di atas rata-rata, rupanya mampu mengubah jalan nasib seorang Neneng. 

"Sebuah kehormatan bisa berada di kampus ini yang telah banyak mengubah jalan hidup saya," ungkapnya. 

Sebelumnya Neneng tidak pernah berpikir akan menjadi mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima. Cerita itu berawal saat ia memutuskan untuk mencari kerja usai lulus SMA. Namun sosok ibu yang mengetahui persis kemampuan anaknya menyarankan untuk melanjutkan kuliah. Semula ia mendaftar sebagai mahasiswa sekolah penerbangan. Bahkan ia sudah lolos dan sudah registrasi. Hingga H-7 perkuliahan ia urung mengikuti trening di kampus tersebut. 

Banyak alasan hingga Neneng tak mau melanjutkan ke sekolah penerbangan. Antara lain karena tidak tega meninggalkan sang bunda sendirian di Bima dan menjalani hidup berjarak. Apalagi, sang ayah sudah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya sejak Neneng berada di bangku SMP. 

"Hujan-hujan mama sendirian ke sana kemari mencari tempat kos demi mamastikan kenyamanan tempat tinggal saya. Saya nggak tega melihatnya. Sudah cukup mereka capek membesarkan dan menyekolahkan saya. Saya nggak mau menambah beban mereka lagi," ujarnya, mengingat masa-masanya saat bersama sangat bunda di daerah orang. 

Cerita berlanjut pada keesokan harinya, saat Neneng terbangun dari tidur siang. Ia kembali tidak melihat sang bunda dan hanya ada adiknya. Mengetahui sang bunda tengah berjuang sendiri mencari kosnya, ia pun semakin tak tega. 

"Pas mama pulang, saya peluk dia. Saya menangis. Saya putuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di sana. Saya ingin di Bima bersama mama, menemaninya," katanya, seketika tersentak menjatuhkan bulir air mata yang penuh emosi. 

Ia tak kuat harus menahan rasa sedihnya kalau melihat sang bunda. Apalagi kondisi ekonomi yang serba terbatas memaksanya untuk tetap berada di Bima membantu sang bunda. Untuk diketahui, ibu Neneng adalah seorang penjahit. Tentu, penghasilannya tidak menentu, tergantung orderan. Hal ini menjadi alasan kuat bagi Neneng untuk tidak melanjutkan niatnya kuliah di penerbangan. 

"Sampai H-3 mulai trening, mama masih sempat nanyain. Tapi saya keukeh untuk kembali ke Bima. Padahal uang registrasi saat itu Rp 5 juta sudah disetor dan tidak bisa dikembalikan," ceritanya. 

Sejak saat itu Neneng sudah tidak ingin kuliah. Karena tak ingin membebani keluarga. Sementara masih ada adiknya yang juga harus diurus sendiri oleh sang bunda. Tapi bunda terus mendorong agar ia bisa melanjutkan studinya. Neneng pun memilih PGSD STKIP Taman Siswa Bima. 

Alasan Neneng tidak ingin kuliah adalah karena soal biaya. Selain itu, ia tidak PD karena tuntutan menjadi mahasiswa harus aktif dan kompetitif. Serta harus pandai-pandai berbicara di depan umum. 

"Saya ngomong di depan orang saja nggak berani. Saya cepat gugup dan nggak PD," katanya, sembari tersenyum tipis sambil mengusap air mata yang terus jatuh di pipinya. 

Namun karena kekuatan sosok bunda membuatnya kembali bergairah. Ia melihat pengorbanan ibunya yang begitu besar bagi masa depannya. Hal ini sebagai pelecut semangat untuk memberikan yang terbaik bagi sang bunda.

"Saat itu Neneng berjanji untuk mengubah mindset. Saya ingi bahagiakan dan banggakan mama," tuturnya lagi. 

Tak tunggu waktu lama buat Neneng menunaikan janjinya. Sejak semester 2, ia sudah menunjukkan kualitas dan bahkan langsung disodorkan beasiswa oleh kampus setempat. Hal ini disebabkan karena Neneng sukses menjadi mahasiswa peraih IPK sempurna yakni 4.00. Sangat prestisius. 

"Mama hanya membayar biaya pendaftaran ulang saat masuk kuliah saja. Setelah itu saya dapat beasiswa bersubsidi dari kampus hingga semester 6," ujarnya. 

Awalnya Neneng mencoba mengikuti beberapa even dan lomba demi mendapatkan pengalaman untuk bisa tampil di depan umum. Lomba pertama yang ia ikuti adalah micro teaching. Dari lomba ini ia mulai mendapatkan kepercayaan diri walaupun akhirnya ia tidak meraih juara. Namun satu hal penting buat dia adalah keberanian. 

"Saya tertarik mengikuti lomba karya tulis ilmiah dan mengikuti bimbingan. Alhamdulillah pada semester 3 lolos hibah PKM sampai ke Mataram," urainya.

Untuk menambah pengalaman dan ilmunya, pada saat libur semester ia kerap terlibat dalam kegiatan sosial dengan memberikan pelajaran gratis di sekolah-sekolah. Dari itu, ia mulai berani dan PD tampil di depan. Bahkan banyak sekolah yang menjadi lokasi ia mengajar, memberikan tawaran mengajar langsung. 

"SDN 30 Nitu sudah memberikan tawaran itu," katanya. 

Sementara untuk menutupi biaya keseharian dan kuliahnya, Neneng punya jalan sendiri. Ia memulai berwirausaha sembari membantu ibunya. Awal-awal ia jualan pulsa. Setelah ada untung, ia membeli printer. Dari mesin printer itu, ia rupanya mampu membiayai hidupnya sendiri. Ya, dia manfaatkan printer untuk mencari pundi-pundi uang dengan menawarkan jasa prin kepada mahasiswa yang mempunyai tugas kuliah. 

"Kami ini bukan orang kaya. Kami berwirausaha untuk menyambung hidup," katanya, penuh makna. 

Diakui, semenjak pandemi global Covid 19, omset menjahit ibunya menurun drastis. Sementara jasa prin yang ia geluti juga hampir sama. Namun bukan Neneng namanya kalau nggak punya ide. Karena adanya pembatasan untuk beraktifitas, Neneng banting setir mencoba peruntungan dengan memanfaatkan hasil kain sisa jahitan ibunya untuk didaur ulang menjadi sebuah barang yang berharga. 

"Saya daur ulang tenun sisa jahitan menjadi tas. Nama tas itu saya beri nama Lisa Bag yang diambil dari nama adik saya Lisa. Lumayan buat menutupi kekurangan dari penghasilan jahit mama," urainya. 

Neneng memang gadis yang mandiri dan memiliki jiwa wirausaha. Sosok Neneng seolah merepresentasikan visi kampus STKIP Taman Siswa Bima yang mengutamakan enterpreneur. Ini terbukti dari beberapa usaha yang ia geluti rata-rata sukses. Yang terbaru adalah menjadi reseller produk online. Hebatnya lagi, jualannya laris hingga mencapai untung jutaan rupiah setiap bulan. 

"Saya pilih online shop berupa pakaian. Saya beri nama NK, yakni nama saya sendiri. Untung pertama langsung membeli mesin cuci buat mama. Sisanya bayar kuliah," katanya. 

Neneng kini sudah mulai memetik hasil dari karya dan kerja kerasnya selama ini. Dengan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang ia suguhkan, ternyata mampu membawanya mencicipi bagaimana rasanya belajar di Malaysia selama 15 hari. Ia pun merasa heran dengan perubahan dalam dirinya. Dari seorang yang gemetaran dan nggak PD, menjadi mahasiswa yang multi talent. 

"Ini semua berkat Taman Siswa, semua dosen di sini terbaik dan sangat memotivasi. Terimakasih kepada pak ketua (Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi), beliau sangat memotivasi Neneng. Saya kenal beliau karena saya aktif di musholah. Para dosen, ibu Khairunisah yang terus mendukung khusus dengan cara menulis, dan ibu Anisah. Mereka ini orang sibuk, tapi tetap ada waktu untuk membimbing. Bukan bimbingan kaleng-kaleng ya. Neneng bahkan bisa buat buku ajar karena beliau-beliau, dan buku itu sedang dalam tahap penerbitan," ucapnya. 

Untuk rencana selanjutnya, Neneng ingin melanjutkan studi ke jenjang S2. Bahkan ia sudah menemukan kampus tambatan hatinya. Meski begitu, semuanya ia serahkan pada takdir Allah. 

"Ikuti alurnya, nikmati prosesnya, tuhan tahu kapan kita bahagia," pungkasnya. (*) 


COMMENTS

BLOGGER: 2
  1. Benar2 motivasi bagi saya agar keluar dari penyakit demam panggung. Makasih banyak admin berita kak Edo. 🥰

    BalasHapus
  2. Baca ceritanya kaya bisa di gambarkan anaknya kreatif. sukses selalu dek

    BalasHapus

Nama

#Corona,124,ABRI,1,arena,54,Bandara,7,Bansos,52,Bawaslu,17,bhakti sosial,39,bima,2678,bima iptek,4,bima. Pariwisata,3,Bjayangkari,1,Coro,1,Corona,88,Covid-19,29,Curanmor,3,Daerah,1,Demonstrasi,2,des,1,Desa,53,dompu,134,Editorial,2,ekbis,226,Ekonomi,1,Ekonomi.,4,Eksbis,1,enterpreneur,1,event,1,explore,2,featured,122,Hoax,3,huk,2,hukrim,714,huksrim,3,hukum,1,Humaniora,1,HUT RI,1,inspiratif,1,iptek,30,Keagamaan,15,keamanan,8,kebudayaan,1,Kecelakaan,3,kehilangan,1,kejadian dan peristiwa,2,kemanusiaan,4,kepegawaian,1,kependudukan,12,kepolisian,168,Kesehatan,135,Kesenian,1,ketenagakerjaan,2,Kodim,15,Kominfo,5,Konflik,1,Korupsi,11,kota bima,306,KPU,3,KSB,2,lingkungan,115,lombok,109,Maklumat,2,Mataram,92,miras,1,Narkoba,8,Nasional,15,NTB,1,olahraga,24,Opini,50,Pariwisata,81,Pelayanan Publik,13,pembangunan,25,pembangunan.,2,pemerintahan,796,Pemilu,1,Pemprov,3,Pemprov NTB,143,pendidikan,398,pendidikan.,8,Perbankan,1,Perguruan Tinggi,3,perhubungan,7,perisstiwa,47,peristiwa,468,peristuwa,1,Perjudian,2,persitiwa,6,Pertamina,2,pertanian,40,Peternakan,3,politik,282,Politik.,9,Prahara,12,Prestasi,34,Provinsi,1,puisi,1,regional,5,religi,58,religius,43,Sains,1,SAJAK,1,seni,1,SKCK,1,sosbud,193,Sosial,42,Sosok,6,SUDUT PANDANG,1,sumbawa,20,Tajuk,2,Tekhnologi,2,TKI,5,TNI,1,transportasi,4,travel,5,Tribrata,1,Vaksinasi,25,video,18,warta bawaslu,1,
ltr
item
Poros NTB: Dari Sosok Pendiam, Menjelma Sebagai First Speaker Hingga Cicipi Pendidikan di Luar Negeri
Dari Sosok Pendiam, Menjelma Sebagai First Speaker Hingga Cicipi Pendidikan di Luar Negeri
https://lh3.googleusercontent.com/-CPsqPyC-otY/YSJ7BSSmWcI/AAAAAAAARTI/SJlrDVhXbsEqUDa8L9ThtY8LKfaOrl0pgCLcBGAsYHQ/s1600/IMG_20210806_160732.jpg
https://lh3.googleusercontent.com/-CPsqPyC-otY/YSJ7BSSmWcI/AAAAAAAARTI/SJlrDVhXbsEqUDa8L9ThtY8LKfaOrl0pgCLcBGAsYHQ/s72-c/IMG_20210806_160732.jpg
Poros NTB
https://www.porosntb.com/2021/08/dari-sosok-pendiam-menjelma-sebagai.html
https://www.porosntb.com/
https://www.porosntb.com/
https://www.porosntb.com/2021/08/dari-sosok-pendiam-menjelma-sebagai.html
true
2479742407306652642
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content