Dibaca Normal
![]() |
Endang dan Agustinasari (duduk) saat foto bersama ketua STKIP Tamsis Bima Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi beserta civitas akaddmika |
Bima, porosntb.com - Mengajar, meneliti dan mengabdi, adalah tiga "kamar" yang tidak hanya harus ditempati, tapi juga ditata oleh komunitas akademisi. Beragam cara pandang, teknik mengatasi masalah, hingga pemberi rambu arah untuk peradaban juga menjadi tugas dari dosen. Seperti yang dilakukan oleh pasangan peneliti dari STKIP Tamsis Bima, Endang Susilawati, M.Pd., dan Agustinasari, M.Pd.Si.
Duet keduanya sejak 2016 lebih fokus pada meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang termasuk dalam HOTS. Dan, mengembangkan penyelidikan berbasis potensi lokal. Potensi lokal dikaji dari aspek fisika lalu dikembangkan dalam kegiatan penyelidikan.
Keduanya memulai kemitraan kerja saat kontestasi Hibah Internal STKIP Tamsis Bima pada 2016. Kenyamanan kerjasama mengantarkan keduanya juga lolos hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) di 2017 dan 2018. Mengulang prestasi, 2019 sampai 2020 keduanya lolos dalam hibah Penelitian Kerjasama Perguruan Tinggi (PKPT) bermitra dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
"Dari hasil riset yang kami lakukan, sejauh ini dapat diseimpulkan, keterampilan berpikir kritis siswa masih belum optimal, ada beberapa indikator yang masih rendah," terang Endang Susilawati pada media ini di ruang dosen STKIP Tamsis Bima, Senin (23/12/2019).
Kedepannya, sambung sosok yang akrab disapa Endang itu, dirinya dan tim akan coba mengembangkan media dan bahan ajar yang berbasis potensi lokal. Potensi tersebut akan dikaji dari aspek fisika sehingga keterampilan berpikir kritis siswa meningkat.
"Rencana kami kedepannya akan lebih mengkaji potensi lokasi pada aspek fisika. Pendekatan itu yang kami lalukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa sekolah menengah atas," urainya.
Sementara rekan Endang, Agustinasari, yang ditemui terpisah memberikan keterangan tambahan. Ditekankannya, gambaran keterampilan berpikir kritis calon guru maupun siswa berada pada kategori kurang. Untuk itu, pihaknya mengembangkan perangkat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
"Sekarang sedang coba mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan keterampilan berpikir kritis. Yang kami kembangkan berupa RPP, soal, LKPD, modul, dan lembar observasi. Untuk Perangkat pembelajaran sendiri, sudah melewati tahap uji coba skala kecil di SMA N 1 Woha," urai Agustinasari.
Disinggung untuk penelitian tahun berikutnya, Dosen Pendidikan Fisika itu berencana mengembangkan perangkat pembelajaran pada skala yang lebih besar. "Perangkat pembelajaran dikembangkan rencananya akan diujicobakan pada skala besar di beberapa sekolah dengan memilih sekolah yang memiliki karakteristik berbeda. Baik dari segi wilayah, kemampuan siswa, maupun fasilitas. Tujuannya, untuk memperoleh gambaran yang lebih tentang keterampilan berpikir kritis siswa di Kabupaten Bima," tutupnya.
Apa saja riwayat penelitian keduanya?
Analisis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Fisika Tahun Ajaran 2015/2016, hibah internal kampus di 2016; Implementasi Model Project Based Learning Berbasis Potensi Lokal Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Disposisi Mahasiswa Pendidikan Fisika, Hibah PDP 2017; Pemanfaatan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, hibah PDP 2018; dan, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa, hibah PKPT 2019-2020. (*)
Penulis : Humas STKIP Tamsis Bima
Editor : Edo
COMMENTS