Dibaca Normal
Oleh: Khairur Raziqin
(Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Malang)
Di tahun 2020 ini, dunia telah mengalami banyak peristiwa besar, Perang dagang antara Amerika dan China yang tak kunjung usai, ancaman perang antara Amerika dan Iran, kebakaran hutan di Australia, banjir besar di ibu kota Jakarta, dan yang paling menghawatirkan saat ini adalah ancaman dari Covid-19 atau yang dikenal juga sebagai Corona virus yang sampai saat ini tersebar hampir di semua Negara termasuk Indonesia. Corona virus awalnya ditemukan di China lebih tepatnya di kota Wuhan pada awal desember tahun 2019 lalu, mulai menyebar diberbagai Negara pada akhir Januari dan masuk ke Indonesia pada awal Maret. Pada tanggal 2 maret 2020, presiden Jokowi menyatakan bahwa ada 2 orang masyarakat Indonesia yang positif corona.
Presiden Jokowi telah menyatakan secara resmi bahwa Indonesia sedang dalam keadaan darurat non alam, artinya perlu adanya kerja sama aktif oleh seluruh unsur Negara, baik itu pemerintah maupun masyarakat dalam mengatisipasi penyebaran virus corona ini. Sejauh ini pemerintah telah menerapkan kebijakan social distance untuk menangani penyebaran covid-19. Lalu, apa yang dimaksud dengan kebijakan social distance tersebut? social distance merupakan tindakan yang mencegah orang sakit melakukan kontak jarak dekat dengan orang yang sehat. Menurut Katie Pierce dari John Hopkins university social distance adalah “sebuah peraktik dalam kesehatan masyarakat untuk mencegah ataupun membatasi interaksi antara orang yang sakit dengan ornag yang sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit, tindakan ini bisa dilakukan dengan cara membatasi perkumpulan orang banyak seperti pertemuan kelompok, membatasi ruang public dan menghindari keramaian. Dengan kata lain social distance berarti bentuk pembatasan interaksi sosial antara yang satu dengan yang lain sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan social distance ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam menangani penyebaran covid-19, harapannya dengan diberlakukannya social distance penyebaran covid-19 setidaknya dapat diatasi ataupun dikendalikan sehingga perekonomian Indonesia tidak lumpuh dan bisa berjalan stabil. Lalu pertanyaannya apakah kebijakan social distance ini sudah tepat dan efektif? Melihat sampai saat ini masyarakat yang positif covid-19 tetap bertambah dan apakah perlu pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus menganalisis kebijakan social distance ini terlebih dahulu baik itu dari kekuatan atau kelebihan, kelemahan atau kerugian, dan peluang kebijakan serta ancaman yang diberikan.
Sejalan dengan pengertian dari social distance ini, kelebihan yang diberikan dari kebijakan ini lebih terlihat pada pembatasan interaksi sosial maupun pembatasan terhadap ruang publiknya, ketika kita berada dalam ruang publik yang didalamnya bercampur antara orang-orang yang sedang sakit dan ornag-orang yang sehat maka dampaknya adalah bisa saja orang-orang yang sakit tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang-orang yang sehat tentu saja jumlah orang yang sakit akan semakin bertambah. jadi kelebihan dari kebijakan ini adalah untuk mencegah rantai penularan covid-19 agar tidak semakin panjang dan penyebaran atau penularan dari virus ini tidak semakin cepat sehingga tenaga medis tidak kewalahan dalam menangani pasien yang positif serta porsentase kematian bisa lebih kecil dan bahkan bisa saja 0%. Kelebihan dari kebijakan ini juga bisa menghentikan rantai penularannya.
Dampak negatif dari kebijakan ini bisa dilihat juga dari pembatasan interaksi sosial masyrakat dan ruang publik. Jika kita membahas tentang interaksi sosial tentu saja didalamnya terdapat proses ekonomi antara satu dengan yang lain, maka ketika interaksi sosial dan ruang publik dibatasi tentu saja tidak menutup kemungkinan peroses trangsaksi ekonomi masyarakat akan terhambat, terutama yang lebih merasakan dampak ini adalah masyarakat kalangan bawah. Dampak negatif lainnya adalah harga pasar akan tidak stabil, bisa saja harganya merosot ataupun bisa juga melunjak naik, dampak negative tersebut bisa saja menjadi ancaman menurunnya pertumbuhan ekonomi Negara. Hal inilah yang harus ditangani dan dijadikan sebagai PR besar pemerintah, bukan saja pemerintah tetapi PR besar kita bersama.
Peluang keberhasilan dari kebijakan ini sebenarnya kembali lagi pada partisipasi dari masyarakat dan kesiapan dari pemerintah dalam menjalankan kebijakan dan mengantisipasi dampak kebijakan karena harus ada bentuk koordinasi yang kuat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga apa yang menjadi kebijakan dari pemerintah pusat dapat serasi dan sejalan dengan kebijakan yang ada di tiap daerah. Maka ketika ada yang bertanya apakah kebijakan ini sudah tepat? Suatu kebijakan dapat dikatakan tepat ketika ada keserasian antara tujuan dan target kebijakan terhadap realita dilapangan, dibandingkan dengan china dan italia, penyebaran covid-19 dapat dikatakan cukup pelan, tetapi porsentasi kematian di Indonesia lebih tinggi disbanding Negara-negara di Asean seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Semakin meningkatnya persentase kematian akibat covid-19 di Indonesia membuat banyak pro-kontra apakah Indonesia harus mengeluarkan kebijakan Lockdown? Karena untuk mengambil kebijakan lockdown dalam kondisi Indonesia sekarang ini akan membuat Indonesia rentan terhadap kerisis ekonomi dan pangan, maka sampai sekarang pemerintah masih belum nenetapkan kebijakan lockdown tersebut dan sekarang kebijakan lockdown tersebut sedang dikaji oleh pemerintah.
Melihat permasalahan yang diakibatkan oleh penyebaran covid-19 ini, harapannya kita sebagai masyarakat Indonesia turut terlibat aktif dalam mendukung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, karena dalam kondisi sekarang ini sangat diperlukannya kerja sama semua elemen Negara, baik itu pemerintah, masyarakat, dan swasta. Untuk itu marilah kita sama-sama untuk ikut partisipasi dalam kebijakan social distance ini, mudah-mudahan penularan covid-19 ini dapat segera selesai dan saudara-saudara kita yang telah positif covid-19 bisa segera sembuh.(*)
COMMENTS