Dibaca Normal
![]() |
Wali murid dan siswa saat menyegel ruang guru SMAN 1 Woha |
Bima, porosntb.com-Sejumlah wali murid di Desa Naru dan Desa Nisa Kecamatan Woha menyegel ruang kepala dan ruang guru SMAN 1 Woha, Rabu (1/7/20) pagi. Penyegelan ini buntut dari tidak diterimanya 38 siswa baru yang mendaftar melalui jalur pra sejahtera di sekolah setempat beberapa waktu lalu.
Wali murid tidak terima anak-anaknya ditolak di SMA unggulan tersebut. Karena menurut mereka, para siswa memiliki hak untuk masuk di sekolah tersebut karena masuk dalam zonasi. Justru wali murid menilai jika Dikbud Provinsi NTB melakukan diskriminasi terhadap anak-anaknya. Sebab ada banyak siswa lain di luar zonasi yang justru masuk dan diterima di sekolah tersebut.
Wali murid Gunawan mengaku kecewa dengan sikap sekolah yang tidak bisa bijaksana menyikapi persoalan tersebut.
"Jangan kaku memahami aturan. Kenapa siswa di luar zonasi bisa diterima sementara anak kami yang notabene masuk zonasi, tidak diterima," tuturnya.
Bahkan kata pria yang juga sebagai komite sekolah ini, anak-anaknya yang tidak lulus melalui jalur pra sejahtera itu tidak diberi ruang untuk mengikuti jalur zonasi.
"Heran saya aturannya. Lalu mau sekolah di mana anak kami. Kami hanya minta agar siswa ini bisa mendaftar melalui jalur zonasi yang akan dibuka tanggal 2. Tapi dilarang oleh sekolah karena aturan," kata dia.
Pria yang akrab disapa Gun ini menjelaskan, aksi penyegelan ini sangat beralasan. Pasalnya, seluruh siswa di dua desa tersebut satu pun tidak diterima. Selain itu, Anak-anak mereka tidak berani sekolah di SMAN 2 Woha dan SMAN 1 Belo sebagai lokasi terdekat. Karena kerap terjadi perkelahian antar warga dan berimbas pada siswa.
"Pengalaman selama ini, warga Naru dan Samili kalau berkelahi pasti siswa yang jadi sasaran. Karena lokasi sekolah berada di Desa Kalampa. Begitu juga dengan warga Nisa dan Cenggu yang lokasi sekolahnya di Cenggu," terangnya.
Wali murid menuntut agar Dikbud NTB segera bersikap dan mendesak agar anak-anaknya bisa masuk di sekolah tersebut. Mereka mengancam akan kembali melakukan aksi penyegelan areal sekolah jika tak juga diindahkan.
Wali murid menyegel dua ruangan tersebut dengan bambu. Mereka datang bersama anak-anaknya yang tidak diterima di sekolah tersebut.
Kepala SMAN 1 Woha Muhummad Nur SPd menjelaskan jika pihaknya hanya menjalankan sesuai aturan yang berlaku. Begitu juga tentang kelulusan siswa, semuanya diatur oleh Dikbud NTB.
"Kita hanya memfasilitasi penerimaan siswa baru ini. Yang menentukan lulus tidaknya siswa itu kan provinsi. Kami tidak bisa melabrak aturan. Soal diterima yang dimuat zonasi, mereka mendaftar melalui jalur prestasi," tutupnya. (*)
Penulis edo
COMMENTS