Dibaca Normal
![]() |
Foto Netizen: Salah seorang mahasiswa saat diangkut aparat kepolisian |
Bima, porosntb.com-Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa Bima Makassar serta massa dari IFK Sejawa Sape kembali seruduk kantor Bupati Bima, Senin (6/7/20) siang. Kedua kubu massa membawa tuntutan yang sama yakni soal pembebasan rappid test dan transparansi anggaran Covid-19 di Kabupaten Bima.
Massa dari Mahasiswa Bima Makassar melakukan longmars sejauh 4 kilometer menuju kantor bupati. Mereka membawa keranda mayat serta melakukan teatrikal sebagai simbol kekecewaan terhadap segala bentuk kebijakan Pemkab Bima.
Selain itu, massa juga membakar ban bekas dan keranda mayat di depan kantor bupati. Tidak sampai di situ, mahasiswa juga melakukan blokir jalan raya di depan Bandara Bima hingga melumpuhkan jalur transportasi dari dan menuju Kota Bima.
![]() |
Massa aksi saat membakar ban bekas di depan kantor Bupati Bima |
Massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bima Menggugat ini juga menyandera mobil dinas (Mobdis) yang melintas di lokasi. Kondisi ini menyebabkan suasana tegang antara mahasiswa dan aparat kepolisian.
Jajaran kepolisian Polres Bima berupaya meredam reaksi massa dan meminta agar melepas mobil dinas yang disandera. Namun massa aksi keukeh menduduki mobil tersebut hingga menimbulkan ceos. Aparat kepolisian terpaksa mengamankan tiga orang mahasiswa dan diangkut ke mobil dalmas. Tiga mahasiswa yang diangkut adalah Riki, Darun dan Ramadan.
Aksi demonstrasi tersebut menuntut pemerintah Kabupaten Bima transparan soal anggaran Covid-19. Serta meminta Pemda membuat regulasi yang mengatur tentang anggaran pendidikan dalam APBD.
Massa juga mendesak agar daerah mengintervensi swasta terkait pengaturan harga komoditi pangan dan harga obat-obatan pertanian.
"Mobil Damkar juga harus disiapkan di tiap-tiap kecamatan," tegas koordinator lapangan M Noor Rangga Andriansyah. (*)
Penulis Edo
COMMENTS