Dibaca Normal
 |
| Abu We Save saat memberikan kultum di masjid Sudirman |
Bima, Porosntb.com– Luar biasa sosok satu ini. Adalah Abudzar, atau yang akrab disebut Abu We Save merupakan pribadi yang terus berikhtiar untuk terlibat dalam aksi peduli lingkungan. Dari buah pikirannya, sederet program kreatif berbasis sampah hadir di Kabupaten Dompu. Sebut saja, SMK Creative Internasioanal Islamic School, Kursus Bahasa Inggris, Panti Asuhan, dan Bank Sampah. Semuanya adalah program berbasis sampah. Sederet pengalaman kemudian disapaikannya ketika mengisi kuliah tujuh menit (Kultum) di Masjid Sudirman STKIP Tamsis Bima.
Menurutnya, sampah bukanlah sekedar barang bekas yang kehilangan nilai. Tetapi, sampah lebih kepada barang usai pakai yang masih bisa untuk diolah kembali. Karena hal tersebutlah mengapa sampah menjadi bernilai ekonomi.
“Kami sudah melewati berbagai tahap untuk sampai pada capaian ini. Termasuk hinaan tentang mengambil rejeki dari sampah. Tetapi, kami bertahan dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang nilai dan berkahnya sampah,” katanya saat mengisi Kultum usai shalat Dzuhur di Masjid Sudirman, Rabu (26/2/2020).
Ide tentang sampah, kata dia, dimulai sejak 2013. Namun, jauh sebelum itu, sejak 2004 silam dirinya menyibukkan diri untuk menggelar kursus bahasa Inggris gratis dari kampung ke kampung. Semua dilakukannya dengan gratis. Sempat ditolak pemerintah daerah tempatnya proposal yang memacu akalnya untuk mencarikan sumber anggaran lain untuk menghidupkan lembaga diriannya. Kemudian, ia mulai memikirkan tentang potensi sampah.
“Sampah yang berserakan membangunkan ide dalam benak kami. Bagaimana cara menghidupkan lembaga dengan menggunakan sampah. Akhirnya, kursus bahasa Inggris berbasis sampah kemudian kami canangkan. Kemudian, kami juga membangun SMK Creative Internasional Islamic School berbasis sampah. Ada 14 guru yang kami gaji dengan menggunakan sampah,” jelasnya.
Tidak hanya sampai disitu, rupanya banyak siswa didikannya yang berkali kali ke luar negeri dengan beasiswa berkat kegiatan yang dibangun lembaganya. Bahkan, ada siswanya yang melanjutkan kuliah kedokteran di Jepang hanya karena memiliki CV terkait dengan kegiatan yang digeluti bersama We Save Creative.
“Di tingkat nasional, kami menjadi juara 1 dengan jenis sekolah yang kreatif. Begitu juga saat mengikuti perlombaan internasional di Australia, kamu juga sukses menjadi juara 1. Semua capaian yang kami dapat karena kegiatan yang berbasis sampah,” tekan sosok dengan nama asli Agus Setiawan itu.
Karena ia pribadi mengajak pada civitas akademika STKIP Tamsis Bima untuk bisa mengambil juga keberkahan dari sampah. Bahkan, pihaknya bersedia untuk bekerjasama dengan pihak kampus merah dalam menjalankan misi kesadaran lingkungan itu.
“Sangat memungkinkan untuk dibangun bank sampah tingkat institusi pendidikan ini. Apalagi, ada rencana beasiswa berbasis sampah. Juga akan lebih unik lagi. Bisa jadi, ini akan menjadi kampus pertama yang menerapkannya, di dunia bahkan,” tawarnya.
Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., usai kegiatan Kultum tersebut mengaku tertarik dengan program yang dicanangkan Abu We Save. Bahkan, dirinya berencana untuk mengumpulkan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan berbasis sampah itu. “Nanti, bisa juga kami lakukan pelatihan pengolahan dan pemanfaatan sampah sehingga bernilai ekonomi. Untuk program sampah ini, kami akan buatkan MoU dengan We Save. Nanti akan ada tim yang mengaturnya. Apalagi, misi kami memang meningkatakan literasi, kesadaran lingkungan dan wirausaha. Cocok ini,” tanggapnya. (*)
Penulis : Humas STKIP Tamsis Bima
Editor : Edo
COMMENTS