Dibaca Normal
Bima, porosntb.com-Jaringan Daerah Irigasi (DI) Pela Cempaka yang mengairi pertanian warga di Desa Pela, Simpasai dan Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima jebol pada Sabtu, (22/5/21). Jaringan irigasi sepanjang lebih kurang 14 kilometer dan mengairi persawahan sekitar 700 hektare ini diketahui telah jebol sepanjang 10 meter di lokasi So (Kawasan) Sabae Mada Desa Simpasai.
Akibat jebolnya tanggul ini, para petani kesulitan mengairi sawah mereka. Petani bahkan kewalahan mendapatkan anggaran guna menyewa Alat berat (excavator) untuk memperbaiki jebolnya irigasi tersebut.
Tokoh pemuda Desa Simpasai, Haryono ditemui di lokasi mengatakan jika kali ini jebol yang terparah. Kondisi ini sangat menyulitkan para petani meski sudah dilakukan gotong royong.
"Biasanya kami gotong royong untuk kelancaran pasokan air di persawahan, tapi kerusakan kali ini sangat parah," ungkapnya.
Menurutnya, jaringan irigasi DI Pela Cempaka merupakan jaringan irigasi yang tertua dan jarang dirawat oleh pihak yang berwewenang atau pihak Balai Wilayah Sungai (BWS). Haryono meminta pihak BWS tidak tutup mata dengan adanya persoalan tersebut.
"BWS harus tahu penderitaan rakyat, kami sudah gagal panen diserang hama ulat dan dilanda banjir, ditambah lagi kesulitan pasokan air untuk area persawahan akibat jebolnya jaringan irigasi ini," tuturnya.
Diakui, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya hanya mengandalkan aksi gotong royong dan galang dana ke warga setempat untuk sama-sama memperbaiki jaringan irigasi tersebut. Seperti dangkal yang tertimbun sedimen dan kerusakan lainnya.
"Karena tidak mampu dikerjakan secara manual (gotong royong), kami butuh bantuan dan ulur tangan pihak pemerintah atau BWS agar secepatnya dikerjakan dan atau alternatif lainnya untuk menjaga kegagalan panen berkelanjutan," harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Simpasai Drs Irfan Hasan dikonfirmasi mengakui jaringan irigasi DI Pela Cempaka telah jebol. Diakui, pihaknya sudah beberapa kali mengajukan surat ke BWS agar jaringan irigasi DI Pela cempaka dikerjakan dan atau rehabilitasi. Namun tidak pernah diindahkan.
"Jauh sebelum jebol kami masukkan surat. Tapi tidak ada respon. Untuk alternatif, saluran yang jebol itu, kami carikan pipa dan diusahakan kerja secara manual," tutup Kades. (*)
Penulis Nurdin Ar
Editor Edo
COMMENTS