Dibaca Normal
 |
| Suasan negosiasi antara Kapolsek Monta, Iptu Takim, dengan pihak keluarga korban agar membuka kembali pemblokiran jalan |
Bima, porosntb.com.- Kasus
pembacokan di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima, yang terjadi Jum’at
(26/6) lalu rupanya masih berbuntut.
Baca
:
Sekurangnya 30 orang anggota keluarga korban, SR (25), melakukan aksi
pemblokiran jalan lintas Tente-Parado di depan rumah Korban dengan menggunakan
batu dan kayu, Minggu (5/7) Sekitar Pukul 12.00 wita siang tadi, yang
mengakibatkan antrian apnjang kendaraan yang tidak bias lewat.
Aksi tersebut dipicu lantaran keluarga korban yang menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP0 terkait penetapan tersangka, tertuang hanya 1 orang, yakni JN. Sementara terduga lainnya yang merupakan ayah dari JN tidak ditetapkan sebagai tersangka.
Pihak keluarga korban menuntut, agar ketiga orang (bukan 2 orang) yang diamankan di Polres Bima terkait Tindak Pidana Penganiayaan tersebut agar ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolsek Monta, IPTU Takim bersama personil Polsek Monta lainnyapun tiba di TKP pemblokiran jalan dan langsung melakukan negosiasi dan memberikan pemahaman terhadap pihak keluarga korban yang melakukan pemblokiran jalan.
“Kami mengharapkan agar pihak keluarga korban membuka blokir jalan karena dapat mengganggu ketertiban umum dan mengharapkan pengertian dari pihak keluarga korban terhadap kepentingan dari para pengguna jalan karena sudah terjadi antrian panjang kendaraan akibat pemblokiran jalan tersebut.” Ungkapnya.
Terkait penetapan 1 orang tersangka dalam kasus tersebut, Takim menjelaskan, hal itu berdasarkan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa.
Apabila pihak keluarga korban menginginkan 3 orang yang diamankan di Polres Bima ditetapkan sebagai tersanga, lanjutnya, pihak Kepolisian membutuhkan keterangan saksi yang berada di TKP, selain saksi yang sudah diperiksa yang melihat langsung kejadian dan melihat ketiga orang tersebut melakukan penganiayaan terhadap korban.
Sampai saat ini, 3 orang yang diamankan setelah kejadian masih berada di Polres Bima.
Menyinggung penambahan saksi tersebut di atas, Personil Polsek Monta kemudian mengantar AS ke Polres Bima untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut, sekaligus membawa 2 orang pihak keluarga korban (bibi korban) untuk mengecek keberadaan 3 orang yang diamankan di Polres Bima, sekitar Pukul 13.00 wita.
Akhirnya pemblokiran jalan kembali dibuka Pukul 14.00 wita, setelah mendengar keterangan dari pihak keluarga korban yang ke Polres Bima bahwa ketiga orang tersebut masih berada di Polres Bima.
Meski situasi kamtibmas pasca pemblokiran jalan terpantau aman dan kondusif, arus lalin kembali lancar. Namun dalam catatan tambahannya yang dirilis ke media ini, tidak menutup kemungkinan pihak keluarga korban akan melakukan aksi pemblokiran jalan apabila masih menetapkan JN sebagai tersangka tunggal dalam kasus pembacokan tersebut.
Karena itu, pihak kepolisian tetap melakukan upaya pendekatan dan penggalangan terhadap pihak keluarga korban untuk diberikan pengertian dan pemahaman sehubungan dengan penetapan tersangka dalam kasus tersebut hingga pihak keluarga korban dapat menerima dengan baik penetapan tersangka dalam kasus tersebut.
Penulis : Teddy Kuswara
Editor : Aden
Aksi tersebut dipicu lantaran keluarga korban yang menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP0 terkait penetapan tersangka, tertuang hanya 1 orang, yakni JN. Sementara terduga lainnya yang merupakan ayah dari JN tidak ditetapkan sebagai tersangka.
Pihak keluarga korban menuntut, agar ketiga orang (bukan 2 orang) yang diamankan di Polres Bima terkait Tindak Pidana Penganiayaan tersebut agar ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolsek Monta, IPTU Takim bersama personil Polsek Monta lainnyapun tiba di TKP pemblokiran jalan dan langsung melakukan negosiasi dan memberikan pemahaman terhadap pihak keluarga korban yang melakukan pemblokiran jalan.
“Kami mengharapkan agar pihak keluarga korban membuka blokir jalan karena dapat mengganggu ketertiban umum dan mengharapkan pengertian dari pihak keluarga korban terhadap kepentingan dari para pengguna jalan karena sudah terjadi antrian panjang kendaraan akibat pemblokiran jalan tersebut.” Ungkapnya.
Terkait penetapan 1 orang tersangka dalam kasus tersebut, Takim menjelaskan, hal itu berdasarkan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa.
Apabila pihak keluarga korban menginginkan 3 orang yang diamankan di Polres Bima ditetapkan sebagai tersanga, lanjutnya, pihak Kepolisian membutuhkan keterangan saksi yang berada di TKP, selain saksi yang sudah diperiksa yang melihat langsung kejadian dan melihat ketiga orang tersebut melakukan penganiayaan terhadap korban.
Sampai saat ini, 3 orang yang diamankan setelah kejadian masih berada di Polres Bima.
Menyinggung penambahan saksi tersebut di atas, Personil Polsek Monta kemudian mengantar AS ke Polres Bima untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut, sekaligus membawa 2 orang pihak keluarga korban (bibi korban) untuk mengecek keberadaan 3 orang yang diamankan di Polres Bima, sekitar Pukul 13.00 wita.
Akhirnya pemblokiran jalan kembali dibuka Pukul 14.00 wita, setelah mendengar keterangan dari pihak keluarga korban yang ke Polres Bima bahwa ketiga orang tersebut masih berada di Polres Bima.
Meski situasi kamtibmas pasca pemblokiran jalan terpantau aman dan kondusif, arus lalin kembali lancar. Namun dalam catatan tambahannya yang dirilis ke media ini, tidak menutup kemungkinan pihak keluarga korban akan melakukan aksi pemblokiran jalan apabila masih menetapkan JN sebagai tersangka tunggal dalam kasus pembacokan tersebut.
Karena itu, pihak kepolisian tetap melakukan upaya pendekatan dan penggalangan terhadap pihak keluarga korban untuk diberikan pengertian dan pemahaman sehubungan dengan penetapan tersangka dalam kasus tersebut hingga pihak keluarga korban dapat menerima dengan baik penetapan tersangka dalam kasus tersebut.
Penulis : Teddy Kuswara
Editor : Aden
COMMENTS